Bisnis.com, JAKARTA - Prospek industri perunggasan tahun ini dinilai bakal cerah seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi. Hal itu menjadi momentum yang positif bagi ekspansi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) yang bakal menawarkan saham ke publik dalam waktu dekat lewat initial public offering (IPO).
Kepala riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan permintaan produk perunggasan seperti daging ayam, telur maupun olahannya bakal meningkat bila perekonomian mulai pulih.
Tahun lalu, dalam kondisi pandemi dan ekonomi melambat, sektor perunggasan tidak terlalu terguncang karena permintaan terbilang masih kuat. Oleh karena itu, Alfred menilai tahun ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan perunggasan guna melakukan ekspansi.
Dia menilai, aksi korporasi berupa penggalangan dana di pasar modal seperti penawaran umum perdana yang akan dilakukan WMU menjadi langkah strategis. Alfred juga menambahkan pada tahun ini pun pemulihan ekonomi digadang-gadang akan berada di angka 4 persen dan terus meningkat di 2022 dan 2023.
"Jadi momentumnya sangat bagus sekali ketika mereka berhasil IPO karena tidak semua emiten bisa dapat dana segar," ujar Alfred melalui keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).
Direktur Keuangan WMU Wahyu Andi Susilo mengatakan perolehan dana segar lewat IPO bisa menjadi tonggak ekspansi guna menjangkau pasar yang lebih luas. Terlebih, hal ini didukung oleh kinerja usaha WMU yang konsisten dalam mencetak pertumbuhan signifikan kendati perekonomian dilanda pandemi Covid-19.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, WMU menargetkan alokasi dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi, antara lain untuk fasilitas breeding PS farm, layer commercial farm, dan fasilitas Hatchery di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya dana IPO juga akan digunakan untuk pembangunan fasilitas broiler commercial farm, slaughterhouse, dan fasilitas feedmil..
Wahyu menyebut, sisa dana IPO sebesar 25,7 persen akan digunakan untuk pembelian bahan baku pada Feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk Slaughterhouse. “Setelah IPO tentunya kami akan lari lebih kencang lagi. Seluruh fasilitas produksi akan berjalan sesuai rencana,” tegas Andi.
Sebelumnya, Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas Tumiyana menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan harga pelaksanaan penawaran umum perdana akan berada di kisaran Rp142 hingga Rp200.
Untuk diketahui, Widodo Makmur akan melakukan IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 atau 5,92 miliar saham dengan nilai nominal Rp50 dan setara 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dengan demikian, emiten unggas itu berpotensi menggalang dana hingga Rp841 miliar hingga Rp1,2 triliun. Adapun, incaran dana segar tersebut lebih rendah daripada target awal perseroan di sekitar Rp2 triliun.
“Kami incar Rp1,2 triliun, ini bukan turun karena kondisi pasar. Sekarang lihat saja, pasar baik-baik saja, cuma kami lebih realistis saja. Pendatang baru, jualan jangan mahal-mahal dulu,” ujar Tumiyana kepada Bisnis, usai paparan publik dan due diligence Widodo Makmur Unggas, Rabu (6/1/2021).