Bisnis.com, JAKARTA— Hampir semua emiten unggas yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja apik. Bahkan ada perusahaan yang tumbuh melejit hingga ribuan persen.
Artikel bertajuk Waktunya Emiten Unggas Berkokok Lantang menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Jumat (2/8/2024).
1. Waktunya Emiten Unggas Berkokok Lantang
Hampir semua emiten unggas yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja apik. Bahkan ada perusahaan yang tumbuh melejit hingga ribuan persen.
Berdasarkan catatan Bisnis, ada lima emiten yang terdaftar di BEI. Semuanya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), dan PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU).
Laba bersih JPFA meroket 1.704% menjadi Rp1,47 triliun, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp81,97 miliar.
Melonjaknya laba JPFA juga didorong kenaikan penjualan 14,45% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp27,64 triliun, dari periode sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp24,15 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan JPFA ditopang dari pakan ternak sebesar Rp7,40 triliun, diikuti peternakan komersial sebesar Rp11,61 triliun dan pembibitan unggas sebesar Rp1,60 triliun.
Selanjutnya, segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp4,18 triliun, diikuti budidaya perairan Rp2,27 triliun, serta perdagangan dan lain-lain sebesar Rp1,01 triliun. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp438,46 miliar.
2. Polesan Emiten Logam Dorong Produksi
Kendati mencatatkan kinerja beragam pada semester I/2024, sejumlah emiten tambang produsen dan pengolahan logam berkomitmen melakukan ekspansi jangka panjang untuk mendorong produksi.
PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) misalnya menyampaikan telah menyerap belanja modal sebesar US$867 juta atau setara Rp14,21 triliun pada semester I/2024. Belanja modal ini meningkat dua kali lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini terutama disebabkan oleh proyek-proyek ekspansi,” sebut Presiden Direktur Amman Alexander Ramlie, dalam siaran pers.
Perincianya, proyek smelter dan precious metals refinery (PMR) sebesar US$265 juta, pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), fasilitas liquified natural gas (LNG), serta fasilitas transmisi dan distribusi sebesar US$123 juta.
Lalu, ekspansi pabrik konsentrator, termasuk desain ulang sebesar US$274 juta, dan infrastruktur pendukung sebesar US$98 juta, dan sustaining capex sebesar US$106 juta. Total alokasi capex 2024 mencapai US$2 miliar.
Proyek smelter AMMN ini telah mencapai penyelesaian mekanis pada 31 Mei 2024. Sejak saat itu, proyek smelter telah memasuki tahap komisioning. “Produksi pertama katoda diharapkan pada kuartal IV/2024,” ujarnya.
Selain itu, AMMN juga menyampaikan panduan kinerja perusahaan tahun 2024 dan berkomitmen untuk mengoptimalkan produksi. AMMN akan memproduksi 833.000 dry metrik ton (dmt) konsentrat yang diproyeksikan mengandung 456 juta pon tembaga dan sekitar 1,009 juta ons emas.
3. Utak Atik Menutup Defisit Pengelolaan Dana Haji
Defisit operasional yang dialami Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menjadi perhatian. Dalam laporan keuangan 2023, BPKH mencatatkan defisit komperhensif konsolidasi sebesar - Rp594,72 miliar. Sedangkan defisit konsolidasi yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai -Rp317,66 miliar.
Terkait hal itu, Anggota Badan Pelaksana BPKH Amri Yusuf menjelaskan, defisit operasional 2023 dipengaruhi oleh keputusan pemerintah dan DPR yang tidak memberikan tambahan biaya untuk jamaah haji lunas pada 2020 dan 2022 yang batal melaksanakan haji akibat pandemi Covid-19 yang akhirnya diberangkatkan pada 2023.
“Jadi defisit yang tergambar dalam laporang keuangan 2023 itu adalah efek karena ada beban tahun 2020, 2022 yang seharusnya dicatatkan sebagai beban masa lalu atau beban sebelumya tapi dicatatkan di tahun berjalan,” kata Amri saat konferensi pers di kantornya, Kamis (1/8/2024).
Dia menjelaskan, dalam laporan keuangan entitas bisnis, transaksi yang terjadi dalam 2020 dan 2022 tidak dimasukkan dalam laporan operasional tahun berjalan. Sementara dalam laporan keuangan BPKH sebagai entitas pengelola dana publik, beban keuangan yang terjadi pada 2020 dan 2022 baru dieksekusi pada 2023 dicatatkan pada tahun berjalan dan masuk dalam laporan operasional.
“Ini simulasi, seandainya saya keluarkan, kan lunas tunda 2020 2022 kalau dilihat di keputusan Menteri Agama itu totalnya sekitar Rp1 triliun. Kalau kita keluarkan Rp1 triliun, dia tidak masuk transaksi tahun berjalan, artinya di sini positif, seharusnya positif, positif sekitar Rp500 miliar,” kata Amri.
4. Totalitas Elnusa untuk Eksplorasi Migas RI, dari Rokan Hingga Seram
Emiten jasa pendukung minyak dan gas (migas) Grup Pertamina, PT Elnusa Tbk. terus mendukung aktivitas eksplorasi migas Tanah Air yang tengah digencarkan pemerintah.
Salah satu wujud dukungan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina itu adalah dengan menyediakan dan melakukan kegiatan seismik untuk banyak aktivitas eksplorasi migas pada tahun ini.
Tercatat ada beberapa proyek seismik 3D yang dikerjakan emiten berkode saham ELSA itu pada 2024 ini, mulai dari kegiatan seismik darat 3D Balam Southeast di Rokan Hilir, Riau; akuisisi data seismik 3D Kepuh di Karawang, Jawa Barat; sampai survei seismik 3D Offshore Bone di Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan dan Southeast (SE) Seram di perairan Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
“Aktivitas Elnusa cukup beragam untuk kegiatan seismik tahun 2024 ini yaitu kegiatan seismik 3D di kawasan onshore maupun offshore. Untuk lokasinya pun cukup tersebar dari wilayah Sumatra, Jawa, hingga perairan laut di Sulawesi Selatan dan Maluku. Ini menunjukkan kompetensi Elnusa yang tangguh untuk segala medan dan wilayah dalam bidang seismik,” kata Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja, Kamis (1/8/2024).
5. Di Balik Konversi Sepeda Motor Listrik Gratis
Pemerintah terus berupaya mendongkrak minat masyarakat untuk melakukan konversi sepeda motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik.
Setelah menaikkan nilai bantuan atau subsidi konversi motor listrik menjadi Rp10 juta per unit dari alokasi awal yang dipatok Rp7 juta per unit, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan konversi sepeda motor konvensional menjadi setrum secara gratis.
Program gratis konversi sepeda motor listrik yang dilakukan secara bertahap mulai 1 Agustus 2024 tersebut dapat diikuti oleh masyarakat umum yang bertempat tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Program konversi gratis akan dilaksanakan secara bertahap, di mana konversi gratis tahap 1 akan dimulai pada tanggal 1 Agustus 2024 hingga kuota terpenuhi, yaitu sebanyak 500 unit sepeda motor,” kata Kepala Biro Kementerian Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, Kamis (1/8/2024).