Bisnis.com, JAKARTA - PT Widodo Makmur Unggas Tbk., mengincar dana segar Rp841 miliar hingga Rp1,2 triliun melalui skema penawaran umum perdana atau Initial Public Offering/IPO. WMU berpotensi menjadi emiten kedua di mampu mendapat dana segara dalam jumlah besar tahun ini menyusul PT FAP Agri Tbk.
Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas Tumiyana menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan harga pelaksanaan penawaran umum perdana akan berada di kisaran Rp142 hingga Rp200.
Untuk diketahui, Widodo Makmur akan melakukan IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 atau 5,92 miliar saham dengan nilai nominal Rp50 dan setara 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dengan demikian, emiten unggas itu berpotensi menggalang dana hingga Rp841 miliar hingga Rp1,2 triliun. Adapun, incaran dana segar tersebut lebih rendah daripada target awal perseroan di sekitar Rp2 triliun.
“Kami incar Rp1,2 triliun, ini bukan turun karena kondisi pasar. Sekarang lihat saja, pasar baik-baik saja, cuma kami lebih realistis saja. Pendatang baru, jualan jangan mahal-mahal dulu,” ujar Tumiyana kepada Bisnis, usai paparan publik dan due diligence Widodo Makmur Unggas, Rabu (6/1/2021).
Dia optimistis pasar akan menyerap dengan baik IPO Widodo Makmur Unggas seiring dengan antusiasme investor yang menghadiri paparan publik virtual tersebut hampir mencapai 700 investor segala kalangan.
Pria yang pernah menduduki kursi Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk. itu mengaku semangat investor terhadap IPO Widodo Makmur Unggas jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan pengalamannya membawa beberapa perusahaan lain melantai bursa.
“Dalam sejarah saya bantu IPO 5 perusahaan, ini yang ke enam dan baru kali ini semangat investor luar biasa,” papar Tumiyana.
Selain itu, Tumiyana pun menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk perseroan merealisasikan rencana IPO mengingat tren pergerakan pasar modal pada awal tahun ini cukup kondusif dan cenderung positif.
Direktur Utama Widodo Makmur Unggas Ali Mas’adi menjelaskan bahwa dana segar yang diperoleh dari aksi IPO itu sebagian besar atau sekitar 74,3 persen akan digunakan untuk ekspansi menambah dan memperluas sarana produksi, sedangkan 25,7 persen untuk keperluan modal kerja.
Ekspansi itu untuk membangun fasilitas Breeding PS Farm berlokasi di Yogyakarta, fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten, fasilitas Hatchery di Sukabumi, fasilitas Broiler Commercial Farm di Wonogiri, fasilitas Slaughterhouse di Cianjur, dan fasilitas Feedmill di Ngawi.
“Peningkatan kapasitas produksi itu, akan berdampak terhadap penetrasi pasar yang lebih baik lagi ke depannya. Oleh karena itu, kami optimistis dapat meraih kesuksesan IPO di tengah pandemi Covid-19,” ujar Ali.
Di sisi lain, perseroan juga akan melaksanakan program employee stock allocation (ESA) dan management employee stock option program (MESOP) sebanyak-banyaknya 7,5 persen dan 1 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Adapun, masa penawaran umum saham Widodo Makmur Unggas pada 7 Januari 2021. Tanggal penjatahan 27 Januari 2021, distribusi saham elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 28 Januari 2021. Tanggal pencatatan di BEI pada 29 Januari 2021. Bertindak sebagai penjamin pelaksana efek ialah CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas Indonesia.