Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas transaksi pialang saham terpantau turun sepanjang Oktober 2020, sikap investor yang cenderung wait and see dan hari perdagangan bursa yang berkurang akibat cuti panjang jadi biang keladinya.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang bulan kesepuluh tahun ini transaksi broker hanya mencapai Rp322,37 triliun, terpaut cukup jauh dibandingkan transaksi sepanjang September lalu yang mencapai Rp363,68 triliun.
Bulan-bulan sebelumnya transaksi broker tengah dalam tren kenaikan seiring investor yang mulai bersemangat. Pada Agustus total nilai transaksi tercatat mencapai Rp345,34 triliun, naik dari total nilai transaksi pada Juli yang sebesar Rp338,56 triliun.
Terakhir kali akumulasi nilai transaksi broker secara industri berada di bawah Rp330 triliun adalah pada Mei lalu, yang mana total nilai transaksi tercatat sebesar Rp314,35 triliun. Ketika itu pasar baru mulai kembali bergairah setelah transaksi sepanjang April lesu dan hanya tercatat Rp287,12 triliun.
Kepala Divisi Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin menyebut anjloknya nilai transaksi broker sepanjang Oktober lalu lebih disebabkan oleh berkurangnya hari perdagangan bursa karena ada cuti panjang di akhir bulan.
Tercatat, pada Oktober hari perdagangan bursa yang efektif hanya 19 hari akibat ada hari libur di tanggal 29 Oktober dan cuti bersama di 28 dan 30 Oktober. Sebagai perbandingan, pada September hari perdagangan bursa yang efektif ada 22 hari.
Baca Juga
“Saya rasa karena libur panjang, itu tiga hari libur aja sudah hampir 14 persen dari jumlah trading days sebulan,” tuturnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (4/11/2020).
Lebih lanjut, Kim memperkirakan transaksi bursa akan ramai di sisa tahun ini, terutama jelang bulan Desember seiring dengan ekspektasi para investor akan terjadinya reli di penutupan tahun.
Namun, dia juga menggarisbawahi libur panjang yang akan terjadi di akhir Desember yang kemungkinan akan berdampak seperti libur panjang di akhir Oktober lalu, sehingga secara akumulasi nilai transaksi bulanan akan turun.
“Desember ini ada long holiday juga. Jadi kalau daily transaction bisa jadi lebih tinggi dari rata-rata tapi kalau [total transaksi] bulanannya karena ada long holiday akan dragged down juga,” tutur Kim.
Dihubungi terpisah, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menilai selain karena libur panjang, penurunan transaksi bursa sepanjang Oktober lalu karena investor masih banyak menunggu kepastian.
“Saya rasa ada dua hal, menunggu hasil pencapaian emiten di kuartal III/2020 yang keluar di akhir Oktober serta menunggu hasil pemilu AS di 3 November ini,” ungkapnya.
Adapun untuk proyeksi aktivitas pialang saham hingga akhir tahun ini, Laksono menyebut hal tersebut akan bergantung pada hasil dari Pilpres AS dan kondisi perekonomian dunia yang akan menentukan sikap investor.
“Kalau secara nasional, sudah ada tanda-tanda perbaikan ekonomi di Indonesia. So, mustinya lebih positif di Q4 ini,” pungkas Laksono.