Bisnis.com, JAKARTA — Optimisme akan pemulihan ekonomi mendorong aktivitas transaksi pialang saham sepanjang kuartal III/20202 tahun ini, meski belum melampaui realisasi periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Bloomberg, gross value secara industri pada kuartal III/2020 tercatat Rp1.038 triliun, jumlah ini naik dibandingkan total nilai transaksi broker pada kuartal sebelumnya Rp980,71 triliun.
Adapun jika dilihat secara tahunan, realisasi tersebut turun tipis dari posisi Rp1.099 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara bulanan, nilai transaksi harian broker pada September Rp363,68 triliun, naik 5,31 persen dibandingkan transaksi sepanjang Agustus yang mencapai Rp345,34 triliun.
Adapun, di sepanjang kuartal ketiga ini, perusahaan efek asal Korea Selatan Mirae Asset Sekuritas menempati posisi broker teraktif dengan gross value sebesar Rp108,89 triliun. Diikuti oleh sekuritas pelat merah Mandiri Sekuritas dengan nilai transaksi Rp73,71 triliun.
Kemudian ada perusahaan sekuritas asal Indonesia lain yakni Indo Premier Sekuritas di posisi ketiga dengan nilai transaksi Rp55,76 triliun.
Baca Juga
Sisanya, daftar 10 besar sekuritas teraktif didominasi sekuritas asal luar negeri seperti CIMB Sekuritas (Rp49,51 triliun), Credit Bank Suisse Securities (Rp45,06 triliun), dan Maybank Kim Eng Securities (Rp42,03 triliun).
Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan optimisme para investor akan adanya pemulihan bisnis di berbagai sektor membuat transaksi investasi di pasar modal semakin meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Namun, masih adanya bayang-bayang ketidakpastian perkembangan pandemi membuat transaksi yang terjadi sepanjang kuartal III/2020 belum lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia memperkirakan nilai transaksi akan kembali meningkat pada kuartal terakhir tahun ini, seiring dengan investor yang mulai kembali masuk ke aset berisiko setelah sepanjang tahun ini lebih memilih aset safe haven atau instrumen yang lebih konservatif.
Menurutnya, dengan laporan keuangan emiten untuk kuartal ketiga yang akan muncul dalam waktu dekat, maka investor lebih punya gambaran yang jelas di sektor mana yang bertahan atau prospektif di periode pemulihan pandemi.
“Diperkirakan akan ada peningkatan transaksi dibandingkan dengan Q3. Salah satu sentimen adalah rebalancing portofolio dengan harapan pemulihan bisnis yang semakin baik akan adanya obat dan vaksin untuk Covid-19,” paparnya kepada Bisnis, Kamis (1/10/2020)
Kepala Divisi Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan transaksi pialang saham tahun ini banyak terbantu oleh investor ritel karena investor asing dan institusi masih cenderung menahan diri.
“Tahun ini ketolong banget sama retail investors karena derasnya net sell asing,” ujarnya.
Terlebih lagi, dia menilai investor ritel saat ini telah lebih teredukasi sehingga banyak yang memanfaatkan momentum koreksi pasar untuk masuk ke pasar modal dan mengoleksi saham-saham dengan value yang murah.
Akan tetapi di sisi lain Kim juga melihat nilai transaksi tahun ini yang tak lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena nilai saham tahun ini cenderung lebih rendah.
“Ada pengaruh juga harga sahamnya. Kalau volumenya sama tapi harga sahamnya turun 10 persen, kan berarti nilai transaksinya turun 10 persen,” ujar dia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,19 persen ke level 4.870,039 pada Rabu (30/9/2020) atau sesi terakhir kuartal III/2020. Adapun, sepanjang tahun berjalan indeks telah terkoreksi 22,69 persen.