Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raih Laba Rp1,6 Triliun, Saham ADRO Melenggang di Zona Hijau

Hingga penutupan sesi pertama, saham emiten bersandi ADRO itu parkir di level Rp1.140, berhasil melenggang di zona hijau atau naik 0,88 persen.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Adaro Energy Tbk. tetap bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa (3/11/2020) kendati membukukan pelemahan kinerja pada kuartal III/2020.

Hingga penutupan sesi pertama, saham emiten bersandi ADRO itu parkir di level Rp1.140, berhasil melenggang di zona hijau atau naik 0,88 persen.

Sepanjang sesi pertama, ADRO bergerak di kisaran Rp1.140 hingga Rp1.165 per saham dan investor asing mencatatkan transaksi net buy sebesar Rp9,05 miliar.

Sementara itu, dalam periode tiga bulan terakhir saham ADRO telah menguat 4,59 persen, kendati sepanjang tahun berjalan 2020 masih terkoreksi 26,69 persen. Saat ini, ADRO memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp36,46 triliun.

Adapun, penguatan ADRO itu terjadi bersamaan dengan mayoritas saham emiten pertambangan batu bara lainnya yang melenggang pasti di zona hijau.

Selain itu, penguatan saham ADRO tetap terjadi kendati perseroan melaporkan penurunan kinerja pada kuartal III/2020.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, ADRO membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$109,37 juta pada kuartal III/2020. Nilai itu turun 73,05 persen secara year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar US$405,99 juta.

Bila dirupiahkan, laba bersih Adaro per September 2020 mencapai Rp1,63 triliun, turun dari Rp5,64 triliun pada posisi per September 2019.

Sejalan dengan itu, pendapatan usaha ADRO juga turun 26 persen yoy menjadi US$1,95 miliar (Rp29,1 triliun) dari US$2,65 miliar (Rp36,8 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih rinci, pendapatan usaha dari segmen pertambangan dan perdagangan batu bara turun 25 persen yoy menjadi US$1,82 miliar, segmen jasa pertambangan turun hingga 42 persen yoy menjadi US$94 juta, dan segmen lainnya turun 32 persen menjadi US$36 juta.

Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa penurunan permintaan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan minat beli yang lemah di negara pengimpor utama telah berdampak terhadap harga batu bara global.

Hal itu pun turut mempengaruhi kinerja perseroan hingga sembilan bulan pertama tahun ini. ADRO mencatat terdapat penurunan Average Selling Price (ASP) dan volume penjualan, yang masing- masing turun 18 persen dan 9 persen.

“Kondisi pasar batu bara yang sulit akibat ekonomi global yang masih belum kondusif karena pandemi yang berkepanjangan terus menekan profitabilitas perusahaan,” ujar Garibaldi seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (3/11/2020).

Kendati demikian, ADRO pun melihat terdapat tanda-tanda rebalancing pasar batu bara pada kuartal III/2020 berkat disiplin terhadap suplai, walaupun pemulihan pasar diyakini membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sejalan dengan itu, ADRO akan tetap mengambil sikap waspada terhadap pengeluaran dan mengeksekusi rencana belanja modal dengan hati-hati.

“Kami tetap merasa optimis terhadap fundamental industri di jangka panjang, dan dalam menghadapi tantangan jangka pendek, kami berfokus untuk menjaga kas, memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan, bertahan di jalur yang sudah ada, terus mengeksekusi strategi untuk memastikan kelangsungan bisnis, dan tetap bersumbangsih terhadap pembangunan nasional,” papar Garibaldi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper