Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk., membuka peluang untuk ekspansi di bisnis hilirisasi batu bara.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan lebih proaktif untuk melakukan inisiatif terkait ekspansi di hilirisasi batu bara.
“Teknologinya sudah proven, apakah coal to methanol, coal to DME, atau coal to gas, nanti kami pilah lagi, mana yang sesuai dengan bisnis model kami, dan yang bisa sinergi dengan Adaro, nanti kami akan lakukan,” ujar Garibaldi saat media gathering HUT ke 28 Adaro Energy secara virtual, Selasa (20/10/2020).
Pria yang kerap disapa Boy Thohir ini juga mengaku telah melakukan studi dan penjajakan dengan beberapa perusahaan, termasuk pihak asing, yang memiliki teknologi di bidang hilirisasi batu bara tersebut.
Emiten berkode saham ADRO itu mengklaim memiliki beberapa keunggulan dan kesiapan untuk membuat kongsi di bisnis hilirisasi seperti cadangan yang mencukupi, infrastruktur, hingga tenaga kerja yang sudah memadai.
Adapun, rencana itu sejalan dengan karpet merah untuk menggenjot bisnis hilirisasi dalam negeri dari pemerintah melalui Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan.
Dalam beleid tersebut, terdapat aturan pengenaan royalti sebesar 0 persen bagi pelaku usaha yang melakukan peningkatan nilai tambah batu bara.
“Kami pasti dukung karena ini program baik, pasti pemerintah memikirkan bagaimana kepentingan nasional didahulukan,” papar Boy.