Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir menganggap tahun ini sebagai masa konsolidasi seiring dengan pandemi Covid-19 yang menimbulkan banyak tantangan bisnis.
Pria yang kerap disapa Boy Thohir itu mengatakan bahwa saat ini merupakan masa super krisis yang belum pernah dialami semua pelaku bisnis.
Hal itu dikarenakan perlambatan ekonomi terjadi bersamaan dengan krisis kesehatan. Oleh karena itu, emiten berkode saham ADRO itu akan fokus untuk efisiensi hingga pandemi Covid-19 yang dianggap sebagai badai, telah berlalu. Hal itu pun termasuk menahan membawa anak usaha untuk melantai di bursa.
“Kami sepakat dengan para BOD, tahun ini adalah tahun konsolidasi, kami fokus bertahan dulu di tahun ini. Kami harus bisa survive sebab begitu banyak tanggung jawab kami untuk karyawan dan masyarakat,” papar Boy Thohir saat media gathering HUT ke 28 Adaro Energy secara virtual, Selasa (20/10/2020).
Dia pun menjelaskan bahwa kinerja bisnis ADRO saat ini berhasil ditopang oleh model bisnis yang terintegrasi dan diversifikasi ke 8 pilar bisnis utama perseroan, yaitu Adaro Services, Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital dan Adaro Foundation.
Pilar bisnis nonbatu bara pun telah berhasil membatasi penurunan kinerja dan akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro Energy serta menjadi penyeimbang volatilitas batu bara.
“Kontribusi dari nonbatu bara sudah 50:50. Kami tidak bisa bayangkan kalau bisnis model kami kayak 15 tahun lalu, mungkin Adaro tidak bisa survive. Saya tetap semangat, saya pastikan Adaro bisa lewati krisis yang super dahsyat ini,” papar Boy.
GENJOT COKING COAL
Adapun, di tengah tekanan industri batu bara termal atau kalori rendah, ADRO juga tengah menggenjot bisnis batu bara kalori tinggi atau coking coal. Boy menilai prospek bisnis itu sangat baik dan perseroan berpotensi menjadi kontributor besar.
Hal itu seiring dengan langkah diversifikasi sumber pasokan oleh para importir sebagai upaya menghindari risiko geopolitik. Para importir saat ini cenderung tidak mau berpaku terhadap satu produsen saja, alih-alih jika nantinya terjadi ketegangan dagang geopolitik seperti yang saat ini terjadi di banyak negara.
Selain itu, Boy mengatakan bahwa coking coal juga memiliki produk hilir yang cukup banyak sehingga akan memberikan keuntungan tambahan bagi perseroan.
Chief Financial Officer Adaro Energy Lie Luckman mengaku, sudah memiliki pelanggan untuk konsumen domestik dan ekspor terhadap pasar coking coal perseroan, yang diproduksi oleh entitas anak usaha, PT Adaro Metcoal Companies (AMC).
Tidak hanya itu, respons permintaannya pun dinilai sudah cukup baik.“Kami optimis tahun ini AMC bisa produksi 1 sampai 1,1 juta. Tahun depan dengan semakin lancar proses produksi, kami juga lebih mengenal mining sequel dan maintaince lebih jelas, produksi bisa minimal dobel dari tahun ini,” papar Lie Luckman.