Bisnis.com, JAKARTA - Logam mulia kembali diburu investor seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar yang mendorong investor kembali mengumpulkan aset investasi aman seperti emas.
Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa penguatan harga emas didukung oleh eskalasi ketagangan hubungan China dan India sebagai buntut tuduhan atas pelanggaran perbatasan de facto di Pegunungan Himalaya.
Pasukan militer kedua negara terlibat dalam bentrokan, dan India melaporkan sebanyak 20 tentaranya tewas akibat peristiwa tersebut.
“Selain itu, masih bertambahnya jumlah kasus baru Covid-19 di banyak negara juga menjadi katalis positif bagi harga emas untuk menguat,” ujar Suluh saat dihubungi Bisnis, Senin (22/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (22/6/2020) hingga pukul 15.23 WIB harga emas di pasar spot bergerak di zona hijau dengan menguat 0,24 persen ke level US$1.748,5 per troy ounce.
Pada pertengahan perdagangan, emas di pasar spot sempat menyentuh level US$1.758 per troy ounce dan mendekati level tertinggi emas sejak 2012. Dengan demikian, harga emas kurang lebih 32 poin lagi menuju level tertingginya dalam 8 tahun terakhir (10/04/2012) sebesar US$1.790 per troy.
Baca Juga
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 di bursa Comex bergerak naik 0,33 persen ke level US$1.758,8 per troy ounce. Emas berjangka pun sempat menyentuh level US$1.774 per troy ounce.
Sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah bergerak menguat 15,66 persen.
Adapun, penguatan harga emas juga terjadi pada emas batangan buatan dalam negeri milik PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau emas Antam.
Pada perdagangan yang sama, emas untuk ukuran 1 gram berhasil melanjutkan penguatannya dan naik Rp2.000 per gram kembali ke level Rp907.000 per gram. Pada beberapa perdagangan lalu, emas Antam ukuran 1 gram sempat anjlok dan bergerak di bawah level Rp900.000 per gram.
Menurut Suluh, secara fundamental harga emas baik spot maupun emas Antam memiliki fundamental yang cukup mendukung untuk bertahan di zona hijau dalam jangka panjang. Namun, emas tetap dibayangi oleh aksi ambil untung karena harganya yang sudah terlalu mahal.
Emas spot juga masih memiliki potensi untuk bergerak di bawah US$1.700 per troy ounce akibat kekhawatiran pasar terhadap aksi likuidasi besar-besaran atau yang disebut cash is king seiring dengan pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.
Suluh memprediksi dalam jangka pendek emas masih akan mencoba untuk menembus level resisten kuat di US$1.765 per troy ounce, level tertinggi pada Mei 2020. Jika, emas spot berhasil menembus level tersebut maka emas berpotensi untuk menguji level resisten lanjutan di US$1.770 per troy ounce.
Sementara itu, Suluh merekomendasikan untuk menahan pembelian emas Antam karena harganya yang sudah terlalu mahal. Dia mengatakan bahwa harga buyback Antam di kisaran Rp797.000 per gram saat ini cukup menarik untuk investor yang akan mengambil untung.
“Kalaupun ingin tetap membeli, saya merekomendasikan beli ukuran di atas 10 gram karena kalau dihitung harga pergramnya jauh lebih murah dibandingkan dengan pecahan 1 gram,” papar Suluh.
Berikut daftar harga jual emas 24 karat Antam hari ini, Senin, 22 Juni 2020:
Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini, 22 Juni 2020 | |
---|---|
Ukuran (Gram) | Harga |
0,5 | Rp483.500 |
1 | Rp907.000 |
5 | Rp4.315.000 |
10 | Rp8.565.000 |
25 | Rp21.287.000 |
50 | Rp42.495.000 |
100 | Rp84.912.000 |
250 | Rp212.015.000 |
500 | Rp423.820.000 |
1.000 | Rp847.600.000 |