Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Pasar Global, China Mulai Pulih

Indeks PMI China melonjak ke level 52 pada bulan Maret ini setelah sempat melewati rekor terendah 35,7 pada Februari lalu. Indeks PMI di atas 50 menjadi sinyal bahwa kondisi ekonomi negara tersebut mulai membaik.
Manufaktur China/Reuters
Manufaktur China/Reuters


Bisnis.com, JAKARTA - Bursa berjangka Amerika Serikat menguat tipis dan kebanyakan saham di Asia juga menunjukkan tren naik seiring dengan aset berisiko yang tampaknya sudah mencapai level terendah akibat pendemi Corona ini.

Indeks berjangka S&P 500 berjangka naik semakin tinggi, setelah indeks manufaktur China menguat lebih dari yang diharapkan. Indeks AS kembali menguat untuk keempat kalinya dalam lima sesi di perdagangan Senin (30/3/2020).

Di Asia, bursa Hong Kong dibuka menguat, begitu pula dengan bursa Australia dan Korea. Sedangkan indeks Topix Jepang mencatatkan penurunan dan yen Jepang ikut terbenam seiring sentimen dari akhir tahun fiskal Jepang.

Tribeca Investment Partners Portofolio Manaher Jun Bei Liu mengatakan saat ini level terbawah di pasar saham sudah mulai terlihat. Meskipun demikian dia menyebut saham masih sulit untuk naik di tengah kondisi saat ini.

"Karena dasarnya infeksi ini masih terus memburuk dan jumlah pekerjaan terus menurun," katanya.

Bursa saham global diproyeksikan akan menghadapi kuartal terburuknya sejak kuartal terakhir pada 2008 sila, sebagai dampak ekonomi dari pandemi corona atau Covid-19 ini.

Di saat yang sama, Presiden AS Donald Trump akhirnya mengindahkan nasihat dari dokter-dokter utama di pemerintahan bahwa membuka gerbang AS dalam dua pekan ini akan berisiko menambah jumlah korban akibat pandemi. Adapun makin banyak negara bagian yang telah memerintahkan gerakan stay at home.

Para pelaku pasar kini terus mencari titik terang, seperti mengincar perusahaan produk kesehatan yang dapat menghasilkan beragam produk untuk membantu meredakan pandemi.

Terpantau, saham Johnson & Johnson melonjak setelah perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pemerintah AS untuk ikut proyek senilai US$1 miliar untuk membuat vaksin.

China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia telah memulai kembali aktivitas bisnisnya dan menunjukkan pertumbuhan meski ada potensi penurunan permintaan dari luar negaranya akibat pandemi.

Indeks PMI China melonjak ke level 52 pada bulan Maret ini setelah sempat melewati rekor terendah 35,7 pada Februari lalu. Indeks PMI di atas 50 menjadi sinyal bahwa kondisi ekonomi negara tersebut mulai membaik.

Berikut ringkasan pasar di global:

Bursa:

- Indeks berjangka S&P 500 0,5 persen per pukul 10:25 waktu Tokyo, sedangkan Indeks S&P 500 naik 3,4 persen pada perdagangan Senin (30/3/2020)
- Indeks Topix turun 0,2 persen
- Indeks S & P / ASX 200 Australia tumbuh 2,8 persen.
- Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,6 persen.
- Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,9 persen.
- Shanghai Composite Index naik 0,7 persen

Mata uang:

- Yen turun 0,7 persen menjadi 108,53 per dolar.
- Yuan offshore ada pada 7,1076 per dolar.
- Euro berada di US$1,1012, turun 0,3 persen.

Obligasi:

- Imbal hasil pada obligasi 10 tahun turun lebih dari satu basis poin menjadi 0,71 persen.
- Imbal hasil obligasi 10 tahun Australia naik sekitar empat basis poin menjadi 0,82 persen.

Komoditas:

- Minyak mentah West Texas Intermediate naik 3,6 persen menjadi US$20,83  per barel atau anjlok 5,7 persen
- Emas tergelincir 0,4 persen menjadi US$1,616.15 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper