Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjungkal ke zona merah di tengah pelemahan bursa Asia, sedangkan nilai tukar rupiah melemah tajam terhadap dolar AS hingga menembus level Rp16.500 per dolar AS.
Bursa Asia melemah akibat terbebani lonjakan jumlah korban jiwa pandemi virus corona (Covid-19) dan tak tercapainya kesepakatan dalam Kongres Amerika Serikat soal rencana paket bantuan.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (23/3/2020):
Pasar Dicengkeram Kekhawatiran Ekonomi Global, IHSG Ikut Terjungkal
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tajam tajam 4,90 persen atau 205,43 poin ke level 3.989,52.
Seluruh 10 sektor pada IHSG tertekan di zona merah, dipimpin industri dasar (-5,87 persen), manufaktur (-5,77 persen), dan barang konsumen (-5,75 persen).
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 6,4 persen dan 6,8 persen menjadi penekan utama atas pelemahan yang dialami IHSG.
Bursa Global Melemah, Krisis Kesehatan Berubah Jadi Krisis Keuangan
Di Amerika Serikat, kubu Demokrat memblokir upaya Senat AS untuk dapat meloloskan paket bantuan bernilai besar-besaran. Menurut Ketua DPR Nancy Pelosi, langkah ini gagal mencapai tujuannya.
Baik Demokrat maupun Republik belum menemui kata sepakat pada sejumlah opsi, yang di antaranya mencakup anggaran sebesar US$500 miliar untuk membantu perusahaan termasuk maskapai penerbangan dan pemerintah daerah.
Di sisi lain, Ekonom Morgan Stanley memperingatkan epidemi corona dapat menyebabkan PDB AS menyusut hingga 30 persen pada kuartal II/2020. Pandemi virus corona dikatakan akan menimbulkan resesi yang lebih dalam bagi ekonomi AS daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dolar AS Mengganas, Mata Uang Asia Jadi Korban dan Rupiah Terparah Sejak 1998
Di sisi lain, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa prospek pelemahan rupiah masih terbuka, baik secara teknikal maupun fundamental.
Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, masih bergelut dengan wabah corona dan sebagian melakukan lockdown sehingga aktivitas ekonomi pun terganggu yang berpotensi memicu perlambatan ekonomi.
Namun demikian, kabar baik yang bisa memberikan sentimen positif bagi aset berisiko termasuk rupiah, datang dari China yang berhasil menurunkan secara drastis penyebaran virus corona dan aktivitas ekonominya mulai naik lagi.
Harga Minyak Kian Terpuruk, Akankah Texas Berkongsi dengan OPEC?
Tidak ada yang menyangka setelah pecah kongsi dengan Rusia, kini kelompok negara eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC mencoba menggandeng Texas sebagai produsen minyak terbesar AS untuk menyeimbangkan pasar minyak dunia
Untuk diketahui, pertemuan dua pihak itu jarang terjadi. Terakhir berlangsung yaitu pada 1988, ketika harga minyak juga anjlok dan mengancam masa depan industri minyak AS. Kali ini, Komisaris otoritas industri minyak dan gas Texas Railroad Ryan Sitton diundang untuk menghadiri pertemuan OPEC pada Juni di Vienna, pertama kali dalam 32 tahun terakhir.
Oleh karena itu, krisis dalam industri minyak saat ini dinilai begitu buruk sehingga regulator Texas pun mempertimbangkan untuk berkoordinasi dengan OPEC untuk membatasi produksinya agar harga minyak global dapat terselamatkan dari level terendahnya sejak 17 tahun lalu.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau melonjak 37,70 poin atau 2,53 persen ke level US$1.525,80 per troy ounce pukul 19.22 WIB.
Banyak investor melihat harga logam mulia saat ini sebagai peluang pembelian.
"Ketika saya berpikir tentang apa yang akan saya beli di sini dan saat ini, saya akan membeli emas,” ujar Wayne Gordon, direktur eksekutif untuk komoditas dan valuta asing di unit manajemen aset UBS Group AG, kepada Bloomberg TV.
“Harga emas kemungkinan naik selama tiga hingga enam bulan [mendatang],” tambahnya.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp30.000 ke level Rp891.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas pun meningkat Rp30.000 menjadi Rp810.000 per gram dari harga sebelumnya.