Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan sukses membukukan rebound dan berakhir di zona hijau. Sebelumnya IHSG tertekan di wilayah negatif selama lima hari perdagangan beruntun.
Sementara itu, rupiah terus memperlihatkan ototnya bersama mayoritas mata uang Asia di tengah pelemahan dolar yang tertekan suramnya serangkaian data ekonomi AS.
Berikut ini ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (4/10/2019):
IHSG Patahkan Rentetan Koreksi, Ini Saham Pendongkraknya
Indeks mulai bangkit dari rangkaian pelemahannya ketika dibuka naik 0,24 persen atau 14,22 poin di level 6.052,75 pada Jumat pagi. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di level 6.046,13 – 6.076,56.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) yang masing-masing naik 3,67 persen dan 7,14 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.
Menurut Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya kenaikan IHSG hari ini ditopang oleh data perekonomian tentang tingkat keyakinan konsumen.
“[Data tersebut] tentunya dapat menopang kenaikan IHSG hari ini hingga beberapa waktu mendatang. Peluang kenaikan masih akan terlihat dalam pola gerak IHSG yang didukung oleh banyak faktor terutama dari dalam negeri,” jelas William melalui riset harian yang diterima Bisnis.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,24 persen di level Rp14.138 per dolar AS dan merupakan penguatan hari ketiga berturut-turut. Pada perdagangan Kamis (3/10), rupiah berakhir menguat 25 poin atau 0,18 di level Rp14.172 di tengah pelemahan dolar AS,
Pada Kamis (3/10) indeks dolar AS ditutup melemah 0,155 poin atau 0,16 persen di posisi 98,864 dan terpantau lanjut melemah 0,11 persen atau 0,112 poin ke level 98,752 pada perdagangan Jumat (4/10) pukul 18.32 WIB.
Indeks dolar AS bergerak negatif untuk hari keempat berturut-turut akibat tertekan serangkaian data indikator perekonomian yang mengancam kesehatan ekonomi terkuat di dunia ini, sekaligus meningkatkan spekulasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS.
Sejalan dengan rupiah, mata uang lainnya di Asia ikut menguat dipimpin won Korea Selatan dan dolar Taiwan yang masing-masing berakhir menguat 0,72 persen dan 0,46 persen terhadap dolar AS.
Survei Sektor Jasa AS Tingkatkan Kekhawatiran Resesi, Dolar Melemah
Dolar Amerika Serikat tertekan pada perdagangan Jumat (4/10/2019) setelah survei sektor jasa AS yang lemah memicu kekhawatiran bahwa perselisihan perdagangan AS dengan China dan tekanan negara-negara lain terus menekan ekonomi AS dan mendorongnya ke dalam resesi.
Dilansir Reuters, Survei dari Institute for Supply Management (ISM) AS menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur turun menjadi 52,6 pada September, terendah sejak Agustus 2016, dan jauh di bawah ekspektasi sebesar 55,1 dan turun dari level 56,4 pada Agustus 2019.
Data tersebut menyusul survei serupa pada manufaktur, diumumkan Selasa, yang menunjukkan aktivitas jatuh ke level terendah lebih dari 10 tahun. Data yang lemah meningkatkan kekhawatiran akan resesi di AS.
Harga Minyak Mentah Turun 6 Persen Sepanjang Pekan Ini
Harga minyak mentah berjangka menuju penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Juli 2019 karena serangkaian data ekonomi mengecewakan dari AS dan negara lain meningkatkan kekhawatiran terjadi resesi.
Seperti diketahui indeks utama aktivitas industri jasa AS turun ke level terendah dalam 3 bulan terakhir. Di sisi lain indeks ketenagakerjaan membukukan hasil terlemahnya dalam lebih dari 5 tahun. Kondisi itu terjadi setelah angka pengupahan dan manufaktur berada di bawah perkiraan pada awal pekan ini.
Memburuknya ekonomi AS dan makin banyak tanda-tanda kelemahan di China serta Jerman memperparah prospek yang telah rapuh.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau naik 1,40 poin atau 0,09 persen ke level US$1.515,20 per troy ounce pukul 18.31 WIB.
Harga emas naik untuk sesi keempat berturut-turut pada Jumat (4/10/2019) setelah data ekonomi AS yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.
Analis ANZ Daniel Hynes mengatakan indikator ekonomi yang mengecewakan dari AS dalam beberapa hari terakhir mendukung pembelian aset emas.
Seperti diketahui aktivitas sektor jasa AS melambat ke level terendah dalam 3 tahun terakhir pada September 2019. Hal itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran ats tarif impor menyusul data ekonomi yang buruk pada pekan ini.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta terpantau bertambah Rp2.000 ke Rp764.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp3.000 menjadi Rp688.000 per gram.