Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas naik untuk sesi keempat berturut-turut pada Jumat (4/10/2019), setelah data ekonomi AS yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 0,3 persen pada US$1.508,64 per ounce pada Jumat (4/10) pukul 13. 53 WIB, setelah naik ke posisi tertinggi sejak 25 September 2019 di level US$ 1.518,50 per ounce pada sesi sebelumnya. Sementara itu, emas berjangka AS stagnan di level US$1.514,60 per ounce.
Analis ANZ Daniel Hynes mengatakan indikator ekonomi yang mengecewakan dari AS dalam beberapa hari terakhir, mendukung pembelian aset emas.
Seperti diketahui, aktivitas sektor jasa AS melambat ke level terendah dalam 3 tahun terakhir pada September 2019, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang tarif impor menyusul data ekonomi yang buruk pada pekan ini. Kini, fokus pasar tertuju pada laporan Non-Farm Payroll (NFP) AS yang jatuh tempo pada malam ini.
"Jika kita melihat data NFP yang lebih lemah dari yang diharapkan, itu akan mendukung harga emas dan momentumnya akan cukup kuat. Asalkan, didukung oleh The Fed yang dovish,” paparnya seperti dilansir Reuters.
Sehari sebelumnya, dua pejabat The Fed mengisyaratkan pihaknya terbuka untuk melakukan penurunan suku bunga lagi.
Baca Juga
Vandana Bharti, asisten wakil presiden komoditas penelitian di SMC Comtrade, mengatakan seiring perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik, maka data yang lemah dari AS akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga sekali lagi.
Di sisi lain, emas akan berpotensi menyentuh level US$1.600. Emas telah banyak dianggap sebagai aset yang aman pada masa ketidakpastian ekonomi dan politik.
Sementara itu, di antara logam mulia lainnya, platinum turun lebih dari 1 persen menjadi US$881,05 per ounce. Sepanjang pekan ini, platinum sudah jatuh lebih dari 4 persen, menuju penurunan terdalam mingguan terbesar sejak Mei 2019.
Adapun perak naik 0,2 persen menjadi US$17,59 dan paladium menguat 0,4 persen menjadi US$1,659.64, sekaligus menggenapkan penurunan harga menjadi 1,5 persen pada pekan ini setelah delapan pekan sebelumnya naik berturut-turut.