Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Jumat (4/10/2019) setelah survei sektor jasa AS yang lemah memicu kekhawatiran bahwa tekanan dari perselisihan perdagangan AS dengan China dan negara-negara lain terus menekan ekonomi AS dan mendorongnya ke dalam resesi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,018 persen atau 0,02 poin ke level 98,846 pada pukul 08.33 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka menguat 0,011 poin atau 0,01 persen ke level 98,875, setelah ditutup melemah 0,16 persen atau 0,155 poin di posisi 98,864.
Dilansir Reuters, Survei dari Institute for Supply Management (ISM) AS menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur turun menjadi 52,6 pada September, terendah sejak Agustus 2016, dan jauh di bawah ekspektasi sebesar 55,1 dan turun dari level 56,4 pada Agustus 2019.
Data tersebut menyusul survei serupa pada manufaktur yang diumumkan pada hari Selasa, yang menunjukkan aktivitas jatuh ke level terendah lebih dari 10 tahun. Data yang lemah meningkatkan kekhawatiran akan resesi di AS.
Indeks ketenagakerjaan dalam survei turun menjadi 50,4 bulan lalu, angka terendah sejak Februari 2014, dan turun dari level 53,1 pada Agustus.
Baca Juga
Kepala analis Sumitomo Mitsui Bank, Daisuke Uno, mengatakan serangkaian data tersebut tidak menjadi pertanda baik untuk data tenaga AS yang akan dirilis pada Jumat. Ia mencatat komponen ketenagakerjaan di ISM telah memiliki korelasi yang erat dengan data tenaga kerja.
"Masuk akal untuk berpikir jika angka tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll) tidak akan berada di sisi yang mengecewakan. Bahkan bisa jatuh di bawah nol," katanya.
Median estimasi dari ekonom yang disurvei oleh Reutersmemperkirakan non-farm payrolls akan meningkat sebesar 145.000 pada bulan September.
Kekhawatiran yang meningkat tentang sektor jasa AS meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini sehingga menekan imbal hasil hasil dolar.
Hampir seluruh ekonom memperkirakan the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini, dan memperkirakan peluang besar pemangkasan lanjutan pada Desember.
Tetapi beberapa pelaku pasar lain berpikir penurunan suku bunga lebih lanjut masih jauh dari kesepakatan.
"Pendapat di pasar mengenai apakah the Fed perlu memangkas suku bunga banyak terpecah. Dolar tidak akan turun tajam karena tidak semua orang berpikir the Fed akan menurunkan suku bunga bulan ini," kata Kazushige Kaida, manajer valas di State Street.