Bisnis.com, JAKARTA — PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk. (AMOR) kembali melanjutkan aksi pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimum Rp4,5 miliar. Program ini akan berlangsung mulai 25 Agustus hingga 20 November 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, aksi buyback ini merupakan perpanjangan dari program sebelumnya yang dilakukan pada 23 Mei–22 Agustus 2025. Perseroan menegaskan buyback dilakukan sesuai ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas, POJK 29/2023, serta POJK 2/2013.
Manajemen Ashmore menjelaskan, keputusan buyback didasari valuasi saham yang dinilai berada di bawah rata-rata historis. Langkah ini disebut sejalan dengan pandangan jangka panjang perseroan terhadap industri dan perusahaan, sekaligus strategi optimalisasi manajemen modal.
“Pelaksanaan program pembelian kembali saham ini akan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (25/8/2025).
Dana buyback akan bersumber dari kas internal perseroan. Dengan demikian, aksi ini diyakini tidak mengganggu arus kas maupun operasional bisnis. Perseroan menegaskan pelaksanaan buyback juga tidak akan berdampak material terhadap kinerja, namun justru berpotensi mendongkrak laba per saham (earnings per share/EPS).
Adapun saham hasil buyback dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan program kepemilikan saham tahunan karyawan (ESOP). Jika tidak digunakan, saham tersebut akan diperlakukan sesuai ketentuan Pasal 21 POJK 29/2023.
Baca Juga
Buyback akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia dengan menunjuk satu perantara pedagang efek. Setiap perkembangan pelaksanaan akan dilaporkan secara periodik.
Perseroan juga menegaskan alokasi dana buyback bersifat terbatas, sehingga tidak mengganggu modal kerja maupun ekspansi bisnis di masa mendatang.
Di lantai Bursa, saham AMOR terpantau parkir di level Rp494 per lembar pada penutupan perdagangan Jumat (22/8/2025). Banderol tersebut mencerminkan pelemahan 4,08% dalam sebulan terakhir dan penurunan 27,35% sepanjang tahun berjalan 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.