Bisnis.com, JAKARTA – Emiten manjer investasi, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk. (AMOR) membukukan penurunan laba bersih per kuartal I/2023 di tengah penurunan pendapatan dan dana kelolaan reksa dana.
Sebagai informasi, AMOR menggunakan tahun buku per bulan Juli. Dengan demikian, laporan keuangan kuartal I/2023 ialah kinerja sepanjang 9 bulan terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia, AMOR mencetak pendapatan usaha sebesar Rp246,78 miliar per kuartal I/2023. Angka ini turun 19,23 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang tercatat sebesar Rp305,56 miliar.
Pendapatan tersebut berasal dari segmen jasa manajemen pihak berelasi dengan reksa dana ashmore dana ekuitas nusantara sebesar Rp61,04 miliar, reksa dana ashmore dana progresif nusantara sebesar Rp39,64 miliar, reksa dana ashmore dana obligasi unggulan nusantara sebesar Rp33,14 miliar dan lainnya sebesar Rp89,37 miliar.
Sementara itu untuk segmen jasa manajemen pihak ketiga memberikan kontribusi sebesar Rp23,57 miliar.
Kemudian, beban pokok AMOR tercatat sebesar Rp167,16 miliar atau turun 15,79 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang sebesar Rp199,71 miliar. Alhasil laba usaha juga menurun 25,72 persen menjadi Rp78,62 miliar di mana sebelumnya tercatat sebesar Rp105,85 miliar.
Baca Juga
Kemudian laba bersih AMOR tercatat sebesar Rp66,76 miliar atau turun 21,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp85,56 miliar.
Sementara itu, aset AMOR tercatat sebesar Rp348,30 miliar dan ekuitas sebesar Rp264,86 miliar. AMOR tercatat memiliki kewajiban sebesar Rp83,43 miliar.
Manajemen AMOR mengatakan kinerja keuangan Ashmore Indonesia selama sembilan bulan sebagian besar masih mencerminkan kondisi pasar yang lebih lemah dan dana kelolaan (AUM) yang lebih rendah di awal periode.
Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Ronaldus Gandahusada mengarakan pasar saham Indonesia telah memulai tahun 2023 secara positif. Adapun, total dana kelolaan (AUM) AMOR mencapai Rp31,5 triliun per kuartal I/2023, hanya turun 1 persen yoy.
Sementara tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan tantangan dalam sistem perbankan dunia memengaruhi kinerja aset seperti saham dan obligasi. Ashmore optimistis dalam mengelola reksa dana obligasi dan saham karena siklus kenaikan suku bunga berpotensi berakhir.
“Perusahaan telah meningkatkan pangsa pasar AUM di antara nasabah institusional dan tetap berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan Indonesia untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang sahamnya,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (27/4/2023).