Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat, Sentuh Rp16.295 per Dolar AS

Rupiah menguat ke Rp16.295 per dolar AS pada 24 Juli 2025, didorong oleh perkembangan perundingan perdagangan AS-Uni Eropa dan data ekonomi global.
Karyawan menunjukan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (24/7/2025). Rupiah ditutup menguat ke level Rp16.295 per dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,05% ke Rp16.295 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,07% ke 97,28.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi. Mata uang yen Jepang menguat 0,10%, dolar Hong Kong stagnan, dolar Singapura menguat 0,07%, dolar Taiwan stagnan, dan won Korea menguat 0,54%.

Lalu peso Filipina menguat 0,39%, rupee India naik 0,07%, yuan China menguat 0,01%, ringgit Malaysia naik 0,31%, dan baht Thailand melemah 0,11%.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan pasar memantau perkembangan perundingan perdagangan AS-Uni Eropa, menyusul kesepakatan tarif Presiden Donald Trump dengan Jepang.

Perjanjian tersebut menurunkan bea masuk impor otomotif dan membebaskan Tokyo dari pungutan baru dengan imbalan paket investasi dan pinjaman senilai $550 miliar yang ditujukan ke AS.

Dua diplomat Eropa mengatakan pada hari Rabu bahwa Uni Eropa dan AS sedang bergerak menuju kesepakatan perdagangan yang dapat mencakup tarif dasar AS sebesar 15% untuk barang-barang Uni Eropa dan kemungkinan pengecualian, yang berpotensi membuka jalan bagi perjanjian perdagangan besar lainnya.

Menurut Ibrahim, fokus pasar hari ini adalah data Klaim Pengangguran Awal mingguan dan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari AS, Zona Euro, dan Inggris, dengan investor mencermati tanda-tanda ketahanan atau pelemahan ekonomi global.

Data ini akan memberikan wawasan baru tentang aktivitas manufaktur dan jasa untuk bulan Juli, dan dapat memengaruhi tentang ekspektasi kebijakan suku bunga.

Dari dalam negeri, ekonom menilai belanja jumbo yang pemerintah rancang dalam APBN 2026 belum mampu mengerek pertumbuhan ekonomi sesuai harapan, yakni di rentang 5,2% hingga 5,8%.

Anggaran belanja pemerintah yang terus bertambah dan diprediksikan mencapai Rp3.820 triliun, tentu memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Utamanya jika difokuskan pada sektor-sektor strategis.

Program prioritas 2026 seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pendidikan, kesehatan, hingga UMKM, memang memberikan efek pengganda terhadap ekonomi nasional.

Namun, dalam praktiknya, terdapat sejumlah tantangan struktural yang masih membayangi efektivitas belanja pemerintah sebagai instrumen pendorong pertumbuhan.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup menguat pada rentang Rp16.240-Rp16.300 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro