Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2025). Sejumlah saham seperti TLKM, BBCA, dan BBNI ditutup pada zona merah.
Melansir data BEI, indeks hasil kerja sama Bursa dengan Harian Bisnis Indonesia ditutup melemah 0,60% ke level 530,77. Pada perdagangan hari ini, indeks bergerak dalam rentang 530,52 hingga 536,96.
Sebanyak 1,5 miliar saham diperjualbelikan dengan nilai transaksi sebesar Rp5,15 triliun. Dalam perdagangan kali ini, sebanyak 7 saham menguat, 17 saham melemah, dan 3 saham tidak berubah.
Saham-saham yang menguat hari ini adalah AKRA yang naik 0,40% ke posisi Rp1.260, ANTM menguat 0,35% menjadi Rp2.900, BBRI menguat 1,48% ke level Rp4.120, HEAL menguat 3,92% ke posisi Rp1.725.
Selanjutnya, ICBC naik 1,80% ke posisi Rp9.900, IKNP naik 2,25% ke level Rp7.975, dan MAPI ditutup menguat 3,03% ke level Rp1.360.
Berbeda dengan BBRI, BBCA ditutup pada zona merah, turun 0,85% ke posisi Rp8.700. Sedangkan, BBNI terkoreksi 0,46% menjadi Rp4.370.
Baca Juga
Emiten bank lainnya yang ada di dalam Indeks Bisnis-27, BMRI dan BRIS tidak berubah, masing-masing tetap di posisi Rp4.850 dan Rp2.770.
Emiten yang posisinya tidak berubah adalah PTBA, tetap berada di posisi Rp2.420.
Selanjutnya, emiten dalam indeks yang melemah adalah AMRT turun 2,16% ke posisi Rp2.260, ASII terkoreksi 1,47% menjadi Rp5.025, BRPT terkoreksi 0,87% ke Rp2.280, CPIN turun 0,22% ke Rp4.440, CTRA turun 2,36% ke Rp1.035, DSNG turun 2,61% ke Rp1.490.
Berikutnya, ISAT melemah 1,80% ke Rp2.180, KLBF turun 3,48% ke Rp1.385, MIKA turun 0,41% ke Rp2.400, MYOR turun 1,35% ke Rp2.400, PGAS turun 0,30% ke Rp1.655, SCMA turun 3,31% ke 234.
Menyusul saham-saham yang ditutup pada zona merah, SIDO melemah 0,94% ke posisi Rp525, TLKM turun 3,22% ke posisi Rp3.310, dan UNTR turun 0,72% ke level Rp24.000.
Dalam perdagangan hari ini, IHSG ditutup pada zona merah, turun 32,88 poin atau 0,41% ke posisi 7.898,38.
Sebelumnya, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi menyebut IHSG hingga akhir tahun berpeluang berada di level 7.400, dengan target berbasis likuiditas berpotensi tembus 8.120.
Proyeksi tersebut dirancang dengan mempertimbangkan laporan keuangan kuartal II/2025 yang menunjukkan pelemahan kinerja. Mayoritas emiten yang dipantau mencatatkan laba bersih inti agregat turun 5,9% year on year (YoY).
Dalam catatan analisis yang dilakukan sebanyak 40 perusahaan ditelaah, sebanyak 45% sesuai ekspektasi, sementara 40% meleset, dan hanya 15% melampaui perkiraan.
“Mayoritas perusahaan yang menjadi pantauan kami merilis laporan keuangan kuartal II/2025 yang umumnya lemah,” ujar Prasetya dalam publikasi riset terbaru yang dirilis pada Kamis (14/8/2025).
Secara sektoral, bank mencatat penurunan laba gabungan sebesar 3,4% YoY dan -3,8% (Quarter on Quarter/QoQ) karena kenaikan provisi, terutama di BBRI dan BBNI. Adapun margin bunga bersih BBCA dan BBRI relatif stabil.
Sektor konsumer juga mencatat penurunan sebesar 1,7% YoY akibat tekanan margin dari biaya input tinggi dan belanja discretionary yang lemah.
Prasetya menambahkan sektor telekomunikasi turut menghadapi tekanan pendapatan dari penurunan average revenue per user (ARPU) dan lemahnya permintaan business-to-consumer (B2C).
Sementara itu, sektor logam emas mencatat kenaikan kinerja berkat harga jual rata-rata (ASP) tertinggi yang pada akhirnya mendorong laba ANTM. Adapun sektor nikel memperlihatkan hasil beragam, dengan NCKL mencatatkan kinerja positif melalui margin dan kontribusi asosiasi.
Adapun sektor peternakan unggas terdampak turunnya harga ayam broiler dan day old chick (DOC), sementara sektor batu bara menjadi sektor terlemah akibat penurunan harga jual rata-rata ASP dan kenaikan biaya.
Di tengah penurunan kinerja fundamental ini, Prasetya menuturkan bahwa arus dana asing masih cenderung terbatas, tetapi partisipasi ritel meningkat sehingga mendukung pergerakan indeks komposit.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.