Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang tahun berjalan 2025, sembilan dari total 22 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja negatif setelah resmi melantai. Angka tersebut mencerminkan sekitar 40,91% dari jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) tahun ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 9 emiten mengalami penurunan harga saham, sementara 13 emiten lainnya mencatatkan kenaikan. Rata-rata, saham dari emiten yang melemah tersebut terkoreksi sebesar 37,17% sejak tercatat di BEI.
Salah satu koreksi terdalam terjadi pada saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC). Perusahaan ini menetapkan harga IPO di level Rp210 per saham, namun enam bulan setelah pencatatan, harga saham BRRC turun ke Rp57 per lembar—terkoreksi hingga 72,85% pada penutupan perdagangan Rabu (16/7/2025). Adapun, BRRC berhasil menghimpun dana sebesar Rp61,21 miliar dari aksi IPO.
Emiten lainnya seperti PT Jantra Grupo Indonesia Tbk. (KAQI) dan PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX) juga mencatatkan pelemahan masing-masing sebesar 57,62% dan 57,07%. KAQI mencatatkan harga penawaran awal di Rp118 dan kini diperdagangkan di Rp50. Sementara itu, KSIX sempat menyentuh auto reject atas (ARA) pada awal pencatatan, namun kini telah turun dari harga IPO Rp452 menjadi Rp194 per saham.
Penurunan harga juga terjadi pada saham PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) yang melemah 53,03% dari harga IPO Rp132 menjadi Rp62 per saham. Saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) turut mengalami koreksi setelah mencatatkan sahamnya di BEI pada 10 Juli 2025. Saham PMUI langsung menyentuh auto reject bawah (ARB) sesaat setelah melantai, dan kini berada di Rp128 atau turun 28,88% dari harga IPO Rp180.
Sementara itu, beberapa emiten lain juga mencatatkan penurunan meski tidak sedalam yang disebutkan sebelumnya. Saham PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI), PT Hero Global Investment Tbk. (HGII), PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR), dan PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII) masing-masing terkoreksi sebesar 22,59%, 21%, 14,51%, dan 7%.
Baca Juga
Meski begitu, mayoritas emiten baru di BEI sepanjang Januari–Juli 2025 masih menunjukkan kinerja yang positif. Contohnya, saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) mencatatkan lonjakan harga signifikan dalam beberapa hari perdagangan setelah melantai.
CDIA, yang memulai debut di BEI dengan harga IPO Rp190 per saham, mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 15,06 kali. Kini saham CDIA telah naik ke level Rp474 atau terapresiasi 310,52%. Sementara itu, saham COIN yang ditawarkan di harga Rp100 per lembar, kini juga menguat ke Rp474 atau meningkat 374%.