Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Djarum TOWR hingga WIFI Rights Issue, Minat yang Mana?

Sejumlah emiten seperti WIFI hingga emiten Grup Djarum TOWR berencana melakukan rights issue di semester II/2025.
Warga mengakses data saham menggunakan laptop dan ponsel pintar di Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025).-Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan laptop dan ponsel pintar di Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025).-Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten berencana melakukan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue di awal semester II/2025 ini, mulai dari WIFI hingga emiten Grup Djarum TOWR.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, beberapa emiten di pasar modal berencana melakukan rights issue, dengan jumlah rights issue terbesar ditargetkan oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) sebesar Rp5,8 triliun. 

Dalam prospektusnya, WIFI akan menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham baru atau setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan HMETD atau rights issue WIFI ini adalah sebesar Rp2.000 per saham.

Dengan jumlah saham dan harga pelaksanaan tersebut, WIFI diperkirakan akan meraih dana rights issue sebanyak-banyaknya Rp5,8 triliun.

Dana hasil dari rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan WIFI untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA). Seluruh dana tersebut akan digunakan oleh JIA untuk melakukan setoran modal kepada entitas anaknya yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).

Sekitar Rp5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) untuk 5 juta homepass yang berlokasi di Pulau Jawa. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja IJE.

Emiten selanjutnya yang menargetkan emisi jumbo dari aksi rights issue adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR). Emiten menara Grup Djarum ini akan menawarkan sebesar 8,08 miliar saham atau sekitar 13,91% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Harga pelaksanaan rights issue dari TOWR ini adalah sebesar Rp680 per saham. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dari rights issue ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp5,49 triliun. 

Menurut manajemen TOWR, seluruh dana yang diperoleh dari rights issue ini, akan digunakan perseroan untuk meningkatkan kepemilikan saham di Protelindo.

Selanjutnya, dana yang diperoleh Protelindo tersebut akan digunakan untuk membayar seluruh dan/atau sebagian pokok utang Protelindo. Utang tersebut adalah utang ke Bank BNP Paribas Indonesia, Bank Danamon, Bank HSBC Indonesia, MUFG Bank, Bank SMBC, dan Bank QNB Indonesia.

Emiten selanjutnya yang akan melakukan rights issue adalah emiten afiliasi Hapsoro Sukomonohadi atau Happy Hapsoro, PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA). Emiten sektor properti dan perhotelan ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,28 miliar saham baru dalam rights issue, dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham.

Dengan jumlah dana dan harga pelaksanaan tersebut, MINA diperkirakan akan meraih dana rights issue sebanyak-banyaknya Rp164,06 miliar.

PT Basis Utama Prima sebagai pemegang saham utama yang memiliki 45,71% saham atau sebesar 3 miliar saham, akan mengalihkan seluruh haknya kepada Hapsoro dalam rights issue ini. Meskipun demikian, tidak terdapat pembeli siaga dalam rights issue ini.

Adapun rights issue saham MINA ini sekitar 35% akan digunakan untuk modal kerja, 35% untuk modal kerja PT Minna Padi Resorts, dan 30% akan digunakan untuk PT Sanur Hasta Griya untuk biaya operasional dan pengembangan usaha. 

Rights issue selanjutnya direncanakan oleh emiten milik Manoj Punjabi, PT MD Entertainment Tbk. (FILM). FILM akan menawarkan sebanyak 989,7 juta saham atau setara 9,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan Rp800 per saham. 

Jumlah dana rights issue yang akan diterima perseroan adalah sebesar Rp791,8 miliar.

Adapun FILM akan menggunakan dana rights issue ini sebesar Rp748,2 miliar untuk pembayaran seluruh pokok utang ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk modal kerja atau working capital. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper