Bisnis.com, JAKARTA — Emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge memastikan pemegang saham utama perseroan akan menjadi pembeli siaga dalam penambahan modal dengan hak memesan terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp5,89 triliun.
Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong dalam keterangan resminya mengatakan walaupun tak tertulis dalam prospektus, pemegang saham utama WIFI akan membeli sisa rights issue yang tak terserap.
“Kami berharap investor dapat menebus HMETD yang dimilikinya. Namun walaupun tidak tertulis di prospektus, tetapi pemegang saham utama kami akan menyerap,” katanya dalam shareholder gathering, di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Sebagaimana diketahui, WIFI akan menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham baru atau setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan HMETD atau rights issue WIFI ini adalah sebesar Rp2.000 per saham.
Adapun rasio rights issue WIFI ini sebesar 4:5. Artinya, setiap pemegang empat saham lama WIFI berhak atas lima HMTED. Bagi investor yang tidak melaksanakan HMETD, maka kepemilikannya akan mengalami dilusi sampai dengan maksimum sebesar 55,56% dari total porsi kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham pada saat pelaksanaan HMETD.
Dana hasil dari rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan WIFI untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA). Seluruh dana tersebut akan digunakan oleh JIA untuk melakukan setoran modal kepada entitas anaknya yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Baca Juga
Sekitar Rp5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) untuk 5 juta homepass yang berlokasi di Pulau Jawa. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja IJE.
Manajemen WIFI menegaskan pemegang saham utamanya, PT Investasi Sukses Bersama akan menjadi pembeli siaga dalam aksi rights issue.
Sementara itu, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menjelaskan WIFI telah membangun kolaborasi kuat bersama lebih dari 400 ISP lokal, yang juga sekaligus UMKM untuk membangun 400 homepass di 400 stasiun kereta api. Selain itu, menurutnya WIFI juga bermitra dengan institusi besar di antaranya adalah Pertamina melalui PGN.
WIFI juga didukung oleh mitra teknologi global seperti Nokia, Forexside, Huawei, Fibercon dan juga Qualcomm.
Mitra internasional terbaru WIFI juga menurutnya datang dari Jepang, yaitu NTT East, yang bergabung melalui anak usaha WIFI, IJE.
Secara global, NTT Asia merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia. Salah satunya memiliki kemampuan mengelola FTTH total dengan 25 juta pelanggan.
"Ini bukan hanya dukungan modal dan teknologi. Ini adalah validasi global atas kredibilitas WIFI dan masa depan industri ini di Indonesia," ujar Yune.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.