Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kian Melambung, Kini Sentuh Rekor US$3.500

Harga emas terus melambung seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed Jerome Powell
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terus mengkilap hingga di atas level US$3.500 per ounce untuk pertama kalinya seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memicu dana keluar dari saham, obligasi, dan dolar AS.

Dilansir Bloomberg, Selasa (22/4/2025), harga emas naik 2,2% pada perdagangan hari ini, usai lompat 2,9% pada sesi sebelumnya.

Emas untuk immediate delivery diperdagangkan 1,8% lebih tinggi pada level US$3.484,19 per ons pada pukul 2:27 siang di Singapura, setelah turun kembali dari level tertinggi barunya sepanjang masa. Indeks Dolar Bloomberg turun lagi setelah penurunan 0,7% pada hari Senin.

Lonjakan harga emas batangan telah mengangkat saham perusahaan tambang. Di Hong Kong, saham Zijin Mining Group Co., produsen logam terkemuka China, melonjak lebih dari 6% pada hari Selasa. Harganya naik lebih dari seperempat tahun ini.

Sementara, Trump mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga acuan sesegera mungkin. Hal ini dilihat pasar sebagai ancaman independensi bank sentral dan menyebabkan dolar melemah ke level terendah sejak 2023.

"Harga emas meningkat secara cepat pada tahun ini dan menggambarkan pasar kurang percaya dengan AS," ujar Lee Liang Le, seorang analis di Kallanish Index Services.

Dia menambahkan jika narasi 'Perdagangan Trump' berkembang menjadi narasi 'Menjual Amerika'. Adapun, harga emas telah melonjak sepertiga kali pada 2025 seiring dengan eskalasi tensi perdagangan yang mengikis kepercayaan pada aset dolar. Investor pun berbondong-bondong meningkatkan aset safe haven tradisional.

Aliran dana masuk ke instrumen berlandaskan emas Batangan dan pembelian oleh bank sentral mendorong kenaikan harga emas setiap bulan pada tahun ini.

Bank-bank pun menjadi semakin positif terhadap emas karena reli tahun ini semakin menguat. Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan harga emas dapat mencapaiUS$4.000 per ons pada pertengahan tahun depan.

Namun, kenaikan pesat baru-baru ini telah melampaui beberapa batas yang diawasi ketat. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga emas dapat terhenti di beberapa titik.

Indeks 14-day relative-strength index, acuan kecepatan dan intensitas pergerakan, telah mencapai 79. Angka di atas level 70 menunjukkan aset tersebut sedang dibeli secara berlebihan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper