Bisnis.com, JAKARTA — Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI akan segera menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ketiga pada 2025, yakni Sukuk Ritel seri SR022.
DJPPR Kemenkeu RI akan menawarkan Sukuk Ritel seri SR022 yang mulai dibuka penjualannya pada 16 Mei 2025 hingga 18 Juni 2025.
Head of Fixed Income at PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto memproyeksikan kupon yang akan ditawarkan untuk SR022 adalah sebesar 6,75%.
"Menurut saya kuponnya 6,75%, tapi lihat perkembangan ke depan. Penentuan kupon ini nanti pada saat mau diterbitkan masih 3 pekan lagi. Pasar sangat dinamis karena memang fluktuatif dan penuh ketidakpastian," katanya saat ditanyai Bisnis, Rabu (16/4/2025).
Dia mengatakan bahwa untuk kupon SR022 ini perlu melihat perkembangan ke depan, kupon bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah, tetapi tidak akan jauh dari itu.
Adapun dia melihat bahwa sejak Donald Trump mengumumkan tarif impor, pasar obligasi terkoreksi meski tidak sedalam pasar saham.
Baca Juga
"Saya lihat mulai beberapa hari ini terjadi penguatan, tadi saya lihat yield 10 tahun sudah 6,9%, kemarin sempat 7,1% habis libur, dari sini saya lihat ketidakpastian masih tinggi," ujarnya.
Menurutnya, minat masyarakat masih akan cukup tinggi terhadap SR022 karena penawaran kuponnya yang masih menarik dan cukup tinggi, serta biasanya SR ini ditawarkan dengan tenor menengah, 3 tahun dan 6 tahun.
"Saya prediksi penjualannya bisa menembus Rp20 triliun, bahkan bisa lebih kalau memang pasarnya. Dengan kupon yang menarik bagi masyarakat mungkin bisa di atas Rp25 triliun dan tidak menutup kemungkinan akan mendekati penjualan ORI kemarin," ucapnya.
Untuk diketahui, pemerintah sebelumnya telah menawarkan Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 yang ditutup pada hari ini, Rabu (16/4/2025) dengan penjualan menembus Rp22,3 triliun.
Sebelumnya, pemerintah juga menawarkan ORI027 pada Januari 2025, dengan permintaan yang membludak hingga kuota ditambah dan mencetak rekor penjualan sebesar Rp37,35 triliun dari kuota awal Rp25 triliun.