Peningkatan permintaan konsumsi dalam negeri demi implementasi program biodiesel B35 juga turut menjadi katalis pendukung.
Seiring dengan kinerja kinclong laba, saham emiten sawit pun dinilai prospektif. "Walau tren harga sawit saat ini masih terlihat sideways dibandingkan kenaikan fantastis pada 2022, namun prospek kinerja emiten sawit pada 2025 diperkirakan masih bisa terus membaik secara perlahan, asalkan didukung oleh produktivitas yang pulih dengan stabil dan tren naik harga konsisten," ujar Liza.
Adanya wacana pemerintah untuk menaikkan biodiesel menjadi B40 juga akan dapat meningkatkan permintaan CPO untuk pasar domestik pada 2025. Selain itu, sentimen yang dapat mempertahankan harga CPO pada semester I/2025 adalah seasonal soft production untuk CPO, yaitu peningkatan permintaan menjelang ramadan dan lebaran.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Ahnaf Yassar dalam risetnya juga menilai produksi CPO diperkirakan akan meningkat pada kuartal II/2025 seiring membaiknya kondisi cuaca. "Program B40 dan sifat defensif CPO juga dapat memberikan dukungan," ujarnya.
Untuk saham, Samuel Sekuritas menjadikan TAPG sebagai pilihan utama. TAPG direkomendasikan buy dengan target harga Rp1.050 per lembar.
TAPG sendiri mencatatkan kinerja moncer sahamnya pada awal 2025. Harga saham TAPG menguat 11,76% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 hingga penutupan perdagangan hari ini, Rabu (5/3/2025) di level Rp855 per lembar.
Baca Juga
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.