Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tergelincir, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.270

Mata uang rupiah ditutup menguat ke level Rp16.270 pada perdagangan Selasa (14/1/2025), di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat pada level Rp16.270 pada perdagangan Selasa (14/1/2025) di tengah pelemahan indeks dolar AS. Mata uang rupiah ditutup menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,08% ke Rp16.270 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,39% ke 109,5.

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia ditutup bervariasi. Mata uang yen Jepang ditutup menguat 0,03%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura naik 0,07%, dan dolar Taiwan menguat 0,34%.

Lalu won Korea Selatan naik 0,39%, peso Filipina naik 0,15%, rupee India melemah 0,02%, yuan China menguat 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,20%, dan baht Thailand menguat 0,04%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para traders berspekulasi tentang seberapa parah tarif perdagangan yang direncanakan Presiden terpilih Donald Trump.

Para traders juga menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini, dengan dolar tetap mendekati level tertinggi dua tahun untuk mengantisipasi data tersebut.

Selain itu, tim Trump juga sedang menyiapkan rencana untuk penerapan tarif perdagangan secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun demikian, tidak jelas apakah Trump akan menindaklanjuti rencana tersebut.

Adapun Ibrahim menyebut fokus minggu ini adalah pada data inflasi indeks harga konsumen untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu, yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.

Inflasi yang tinggi dan kekuatan di pasar tenaga kerja diharapkan dapat memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Tren ini menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam lainnya.

Dari dalam negeri, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1% pada 2024, karena mampu menjaga pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang solid sebesar 4,95% year on year pada triwulan III/2024 yang mencerminkan ketahanan dan daya saing ekonomi.

Selain itu, indikator sektor riil juga menunjukkan angka positif, di antaranya, PMI Manufaktur yang tetap ekspansif di level 51,2, dengan permintaan domestik yang kuat, dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terus optimis yakni pada Desember 2024 adalah 127,7, serta Indeks Penjualan Riil (IPR) juga tumbuh positif.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.260 hingga Rp16.320 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper