Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia naik pada Rabu (8/1/2025) seiring dengan pasokan dari Rusia dan anggota OPEC semakin ketat. Sementara itu, data yang menunjukkan peningkatan tak terduga dalam lowongan pekerjaan di AS menunjukkan perluasan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak sebagai konsekuensinya.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 32 sen, atau 0,42%, menjadi US$77,37 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS naik 0,57% atau 42 sen menjadi US$74,67 per barel.
Produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turun pada Desember 2024 setelah dua bulan meningkat, survei Reuters menunjukkan. Pemeliharaan lapangan di Uni Emirat Arab mengimbangi kenaikan produksi Nigeria dan keuntungan di tempat lain dalam kelompok tersebut.
Sementara itu, laporan Bloomberg menyebutkan produksi minyak rata-rata di Rusia mencapai 8,971 juta barel per hari pada bulan Desember. Jumlah itu berada di bawah target negara tersebut.
Di sisi ekonomi, lowongan pekerjaan meningkat di Amerika Serikat pada bulan November dan jumlah PHK rendah, sementara para pekerja enggan untuk berhenti, Survei Lowongan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja menunjukkan. Harga minyak naik seiring pertumbuhan ekonomi.
"Data JOLTS bulan November, jika dipasangkan dengan laporan ketenagakerjaan terkini, menunjukkan pasar tenaga kerja kembali ke norma sebelum pandemi," kata Capital Economics dalam sebuah catatan.
Baca Juga
Selanjutnya, stok minyak mentah di AS turun minggu lalu sementara persediaan bahan bakar naik, kata sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Ke depannya, analis memperkirakan harga minyak akan turun rata-rata tahun ini mulai tahun 2024 karena sebagian peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.
"Kami mempertahankan perkiraan kami untuk minyak mentah Brent rata-rata US$76/bbl pada tahun 2025, turun dari rata-rata US$80/bbl pada tahun 2024," kata BMI, divisi Fitch Group, dalam catatan klien.
"Pandangan bearish ini didorong oleh perkiraan data fundamental kami, yang menunjukkan kelebihan pasokan tahun ini, dengan pertumbuhan pasokan melampaui pertumbuhan permintaan sebesar 485.000 barel per hari."