Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko lanjut melemah menuju level 7.065 pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2024), usai The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%. Meski begitu, saham ADRO, GOTO hingga INKP dapat dicermati investor hari ini.
Tim analis MNC Sekuritas menyatakan IHSG masih didominasi oleh tekanan jual usai terkoreksi 0,70% ke level 7.107 pada penutupan perdagangan Rabu (18/12/2024). Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di akhir wave [b] dari wave B, sehingga rawan untuk kembali melenjutkan pelemahannya.
"Pergerakan IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji area 7.065," kata Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset, Kamis (19/12/2024).
Adapun, pada perdagangan hari ini, MNC sekuritas menyebut level support IHSG akan berada di kisaran 7.041, 6.967, sedangkan level resistansi berada pada rentang 7.229, 7.341.
Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini adalah ADRO, GOTO, INKP dan MAPI.
ADRO - Buy on Weakness
Baca Juga
Saham ADRO menguat 3,19% ke 2,590 disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama ADRO masih mampu berada di atas 2,480 sebagai stoplossnya, maka posisi ADRO diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave [y] dari wave 4.
- Buy on Weakness: 2,540-2,580
- Target Price: 2,790, 2,980
- Stoploss: below 2,480
GOTO - Buy on Weakness
Saham GOTO bergerak flat ke 70 disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakan GOTO pun masih mampu berada di atas MA60. Saat ini, posisi GOTO diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C.
- Buy on Weakness: 65-69
- Target Price: 73, 78
- Stoploss: below 61
INKP - Buy on Weakness
Saham INKP terkoreksi 2,50% ke 6,825 dan masih disertai oleh tekanan jual. Kami perkirakan, posisi INKP saat ini sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [iii], sehingga INKP masih rawan melanjutkan koreksinya.
- Buy on Weakness: 6,600-6,825
- Target Price: 7,175, 7,525
- Stoploss: below 6,425
MAPI - Buy on Weakness
Saham MAPI menguat 2,21% ke 1,390 disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama MAPI masih mampu berada di atas 1,350 sebagai stoplossnya, maka posisi MAPI saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (C).
- Buy on Weakness: 1,360-1,380
- Target Price: 1,475, 1,555
- Stoploss: below 1,350
Sebagaimana diketahui, Bank sentral AS memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50% pada hari Rabu (19/12/2024), namun Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan penurunan lebih lanjut dalam biaya pinjaman bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi yang sangat tinggi.
Pernyataan Powell yang eksplisit – dan diulang-ulang – mengenai perlunya kehati-hatian mengejutkan Wall Street, membuat saham-saham melemah tajam dan mendorong mundurnya perkiraan pasar mengenai seberapa besar kemungkinan penurunan biaya pinjaman pada tahun mendatang.
Direktur Investasi KISI Asset Management Arfan F. Karniody mengatakan IHSG tidak akan mengalami banyak perubahan kendatipun The Fed memangkas suku bunga acaunnya. Sebab, IHSG saat ini tersengat oleh kondisi depresiasi rupiah hingga ke level Rp16.000 per dolar AS.
Senada, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga menuturkan sulitnya IHSG bangkit saat ini disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah.
Melemahnya rupiah hingga menyentuh level psikologis Rp16.000 diakibatkan European Central Bank (ECB) dan Bank Sentral Swiss yang memangkas suku bunga acuannya, sehingga memicu capital inflow ke AS serta membuat penguatan dolar AS.
“Pelemahan lanjutan rupiah menimbulkan kekhawatiran investor terhadap keputusan RDG Bank Indonesia [BI] pada pekan ini,” kata Valdy.
Sementara itu, Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menilai capital outflow investor asing pun masih menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG. Pasar juga dihadapkan oleh kebijakan pemerintah pada awal 2025, dengan pemerintah yang akan memberlakukan tarif PPN sebesar 12%.
Pilarmas Sekuritas menuturkan kenaikan tarif PPN tersebut akan berdampak pada daya beli masyarakat sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Di sisi lain, kenaikan PPN tersebut akan memberikan dampak pada pelaku usaha dengan adanya kenaikan biaya produksi. Alhasil, hal ini kan menyebabkan kenaikan biaya produksi dan biaya konsumsi sehingga akan melemahkan daya beli masyarakat.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.