Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Prospek IPO Jumbo MR DIY (MDIY) dan Bangun Kosambi (CBDK)

MR DIY (MDIY) diketahui akan menggelar IPO di BEI pada 19 Desember 2024, sementara Bangun Kosambi (CBDK) dijadwalkan listing pada 13 Januari 2025.
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Prospek IPO CBDK

Dalam kesempatan terpisah, Tim Riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer mengatakan optimisme pasar terhadap saham IPO cenderung suportif, dengan sentimen serta katalis yang kuat khususnya terkait kebijakan suku bunga.

“Kami kira ini menjadi momentum yang cukup bagus untuk IPO anak usaha PANI,” ujar Mifathul saat dihubungi, Rabu (18/12/2024).

Menurutnya, hal tersebut juga didukung oleh bisnis perusahaan yang berfokus pada pengembangan kawasan Central Business District Kosambi (CBDK). Berlokasi di Jabodetabek, CBDK dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang menarik.

Oleh karena itu, dia menambahkan bahwa keberhasilan IPO juga tergantung dari sentimen pasar properti dan minat investor terhadap prospek kawasan tersebut.

“Kenaikan harga saham induk usahanya yaitu PANI, turut memberikan pengaruh positif pada antusiasme pasar terhadap penawaran saham ini,” pungkas Miftahul.

Meskipun pasar properti saat ini cenderung konservatif, Miftahul memandang portofolio proyek yang solid dan prospek pertumbuhan kawasan menjadi katalis kuat untuk menarik investor. Faktor lain, seperti efisiensi biaya, lokasi strategis, dan stabilitas ekonomi juga berperan penting dalam menentukan antusiasme pasar.

Tim Riset Stockbit menyatakan valuasi kapitalisasi pasar CBDK saat IPO masih lebih rendah dibandingkan dengan net asset value (NAV) yang mencapai Rp107 triliun. Adapun discount to NAV mencapai sekitar 78% hingga 84%. 

Stockbit menghitung bahwa dengan melepas 566,89 juta saham baru di kisaran harga Rp3.000 – Rp4.060 per saham, perolehan dana IPO CBDK berada di level Rp1,7 – Rp2,3 triliun dengan valuasi sekitar Rp17 hingga Rp23 triliun. 

“Menurut kami, NAV ini masih wajar karena CBDK memiliki landbank premium, termasuk CBD PIK 2. Hal tersebut juga membuat CBDK menjadi lebih murah secara discount to NAV dibandingkan dengan PANI yang market cap-nya telah lebih premium dari NAV yang kami estimasikan,” tulis riset Stockbit. 

_______________________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper