Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.916 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (11/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,29% atau 45,5 poin ke posisi Rp15.916 per dolar AS. Pada saat yang sama, Indeks dolar AS terpantau naik 0,22% ke posisi 106,629.
Sementara itu, sebagian besar mata uang di kawasan Asia dan Pasifik turut mencatatkan pelemahan sampai penutupan perdagangan hari ini.
Misalkan, dolar Hong Kong dan dolar Singapura masing-masing mencatatkan pelemahan 0,04% dan 0,19%.
Selanjutnya, dolar Taiwan mencatatkan pelemahan 0,30%, won Korea Selatan susut 0,18% dan peso Filipina melemah 0,50%.
Sementara itu, yuan China dan ringgit Malaysia masing-masing terkoreksi 0,24% dan 0,07%.
Baca Juga
Di sisi lain, hanya yen Jepang yang mengalami penguatan terhadap dolar AS sampai penutupan perdagangan hari ini. Yen Jepang menguat 0,19% saat sebagian besar mata uang Asia dan Pasifik justru melemah.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan eskalasi ketegangan di Timur Tengah mendorong investor kembali memilih dolar AS sebagai aset safe haven.
Adapun, pasukan pemberontak merebut ibukota Suriah di Damaskus dan mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad yang melarikan diri ke Rusia.
Perubahan rezim di Suriah itu berkaitan dengan golongan Islam Sunni yang berpotensi membuat negara itu berselisih dengan Iran. Israel juga terlihat melancarkan serangan terhadap Suriah.
Dari dalam negeri, sentimen untuk rupiah berasal dari Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada November 2024.
Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 yang diproyeksi mencapai 211,5 atau tumbuh 1,7% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya.