Bisnis.com, JAKARTA — Emiten anggota subholding Pertamina, PT Elnusa Tbk. (ELSA) mencatat laba bersih mencapai Rp603 miliar sepanjang Januari hingga Oktober 2024, tumbuh 9,43% dari posisi laba yang berakhir September 2024 di angka Rp551 miliar.
Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja mengatakan laba bersih itu didorong oleh peningkatan pendapatan sepanjang periode tahun ini.
Selain itu, Bachtiar menggarisbawahi, net profit margin atau NPM ELSA sampai Oktober 2024 telah mencapai 5,6%.
“Artinya yang saya pernah bilang beberapa kali [laba bersih] Rp1 triliun itu bukan suatu hal yang tidak mungkin, dengan aset sekarang Rp12,5 triliun revenue atau Rp13 triliun, kalau kita naikin lagi NPM menjadi 7%,” kata Bachtiar saat temu media di Manado, dikutip Minggu (1/12/2024).
Bachtiar menambahkan pendapatan ELSA sampai Oktober 2024 mencapai Rp10,92 triliun. Adapun, 50% pendapatan itu berasal dari segmen distribusi & logistik.
Sisanya, jasa hulu migas mengambil porsi 40% terhadap pendapatan dan 10% disumbangkan oleh jasa penunjang.
Baca Juga
Hanya saja, Bachtiar belum bisa memberikan prognosa ihwal laba bersih akhir tahun ini. Dia mengatakan perseroannya belakangan telah berhasil menjaga momentum peningkatan NPM sejak 2021 lalu.
“Marginnya saja kami tumbuh terus, 2021 Desember NPM 1,4%, terus 2022 naik 3% sudah dobel kan, 2023 kemarin sudah di 4% naik terus kan, di Oktober ini sudah di 5,6%,” kata dia.
Mengutip laporan keuangan ELSA yang berakhir September 2024, anak usaha Pertamina itu mencatatkan EBITDA tumbuh 14% year on year menjadi Rp1,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2023, dengan margin EBITDA yang naik dari 11,2% menjadi 11,9%.
Di sisi neraca keuangan, total aset perusahaan tumbuh 8% menjadi Rp10,4 triliun pada akhir September 2024.
Posisi kas dan setara kas tercatat sebesar Rp2,6 triliun, atau naik 40% dibandingkan dengan Rp1,8 triliun pada tahun sebelumnya.
Realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) juga berjalan sesuai target, mencapai Rp302 miliar hingga september 2024, atau 57% dari target Rp526 miliar untuk tahun ini.
Investasi capex diarahkan pada berbagai sektor, termasuk Geophone, Mobile Welltest & Wireline Cable di layanan hulu, kendaraan tangki BBM untuk mendukung layanan distribusi energi serta dredging barge untuk support bisnis hulu.