Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koreksi IHSG Imbas Trump Effect Buka Peluang Window Dressing Akhir 2024

IHSG sempat terkoreksi 2,91% selepas kepastian Donald Trump menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pekan lalu.
Erta Darwati, Nyoman Ary Wahyudi
Rabu, 13 November 2024 | 07:32
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak perdangan pekan lalu menjadi momentum untuk window dressing bagi sejumlah manajer investasi. 

Seperti diketahui IHSG sempat terkoreksi 2,91% selepas kepastian Donald Trump menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Koreksi cukup dalam dari indeks komposit itu terjadi di rentang periode 4 November 2024 sampai dengan 8 November 2024. 

Saat itu, IHSG sempat menyentuh di level 7.243,86. Di sisi lain, kapitalisasi pasar saham Indonesia ikut susut 2,86% ke level Rp12.241 triliun. 

'Trump Effect' belakangan ikut mengerek indeks dolar AS terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah. Konsekuensinya, aliran dana asing keluar atau outflow dari pasar saham Indonesia naik tajam.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan perdagangan sejak 4 November 2024 sampai 8 November 2024, tercatat nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp4,5 triliun di pasar saham Indonesia. 

“Dengan sudah turunnya IHSG sebenarnya bisa menjadi momentum untuk dilakukannya window dressing mengingat saham-saham big caps sudah undervalue seperti empat bank besar,” kata analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/11/2024). 

Kendati demikian, kata Azis, masih terdapat sentimen global yang membuat investor asing terus melakukan net sell. Menurut dia, terdapat sejumlah sentimen positif terhadap IHSG yang berpotensi meningkatkan nilai indeks komposit sampai akhir tahun ini. 

“Terlebih sebenarnya masih ada peluang pemangkasan suku bunga The Fed dan kemungkinan Bank Indonesia (BI) yang mana hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG,” kata dia. 

Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 7.500-7.700 pada akhir tahun ini. Penguatan IHSG terjadi seiring dengan fenomena window dressing dan geliat aktivitas ekonomi.

"Katalisnya biasanya pada Desember untuk konsumsi domestik akan besar, bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jadi seharusnya pertumbuhan ekonomi juga terdampak, full year tahun ini di atas 5%," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa saham-saham yang berpeluang mengalami window dressing di antaranya ialah TLKM, ASII, BBRI, dan BBNI.

Senada, MNC Sekuritas memprediksi IHSG berpeluang mencapai level 7.700 pada akhir 2024. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan ialah potensi penurunan suku bunga The Fed, dan diikuti oleh BI.

Saham-saham jagoan yang direkomendasikan ialah sektor perbankan seperti BBRI, BRIS, BMRI, serta sektor properti SMRA dan CTRA.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper