Emiten non-LQ45 lain yang turut menyumbang penguatan IHSG sepanjang 2024 adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). Tercatat, harga saham DSSA melesat 416,88% ytd.
Meski begitu, menurutnya saham-saham di indeks LQ45 memiliki peluang kenaikan harga yang masih cukup besar. Sebab, masih ada beberapa saham di indeks yang masih bergerak di bawah nilai intrinsiknya, salah satunya BBRI.
Tercatat, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatatkan penurunan harga saham 7,42% ytd.
"Selain itu, saham saham di indeks LQ45 juga overall masih mencatatkan kinerja yang cukup menarik pada semester I/2024," ujar Miftahul.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati juga mengatakan meski saat ini indeks LQ45 masih di zona merah, terdapat potensi penguatan ke depannya.
"Ada peluang [perbaikan kinerja LQ45], karena sektor banking dan lainnya berpeluang normal. Sektor properti juga rebound. Saham-saham berfundamental baik akan rebound," tutur Ike dalam acara market outlook pada Jumat (13/9/2024).
Baca Juga
Perbaikan kinerja saham-saham di indeks LQ45 itu didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed memang diramal akan menurunkan suku bunga acuannya pada bulan ini. Kemudian, Bank Indonesia (BI) akan mengikuti kebijakan longgar suku bunganya.
"Saat The Fed turun, BI berpeluang adjust lakukan penyesuaian dan suku bunga dipangkas. Ini sentimen baik ke saham perbankan, properti, dan otomotif yang positif," tutur Ike.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan sinyal penurunan Fed Fund Rate (FFR) akan mendorong perbaikan kinerja indeks LQ45. Investor menurutnya akan mengakumulasikan saham di sektor infrastruktur, keuangan, industri, transportasi, properti, dan cyclical sector.
Sejauh ini, tingginya suku bunga acuan telah menggerus daya beli masyarakat. Apabila suku bunga acuan turun, akan meningkatkan permintaan domestik.
Mirae Asset Sekuritas menyematkan sejumlah saham konstituen indeks LQ45 sebagai pilihan, di antaranya deretan bank jumbo BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI.
BBCA direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp10.500. BBRI direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp5.325. Lalu, BMRI direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp7.375.
Kemudian, saham pilihan lainnya ada ASII. “Pemotongan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan kinerja ASII," ujar Nafan, Jumat (13/9/2024).
Dia merekomendasikan accumulative buy untuk ASII dengan target harga Rp5.250 per lembar.
Ada pula saham di indeks LQ45 yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp1.465. Selain itu, konstituen LQ45 lainnya PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) direkomendasikan accumulative buy dengan target harga Rp820.