Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham LQ45 Ambles saat IHSG Melejit: TLKM, GOTO, hingga BUKA Jadi Pemberat

Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencatatkan penguatan sepanjang 2024 berjalan justru bertolak belakang dengan kinerja saham LQ45.
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mencatatkan penguatan sepanjang 2024 berjalan, bahkan telah menyentuh rekor baru. Namun, indeks LQ45 yang berisi 45 emiten berkapitalisasi besar bertolak belakang, mencatatkan kinerja merah sepanjang 2024 berjalan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,18% atau 13,97 poin ke level 7.812,13 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2024). IHSG juga telah naik 7,42% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Indeks LQ45 pun mencatatkan penguatan 0,09% ke level 960,09 pada perdagangan hari ini. Namun, LQ45 masih di zona merah, turun 1,16% ytd.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan kinerja bertolak belakang itu terjadi karena laju IHSG pada tahun ini ditopang emiten-emiten non-LQ45.

"Memang yang jadi bobot di luar LQ45 atau di market disebut saham alpha," ujarnya dalam acara Market Outlook, Jumat (13/9/2024).

Mengacu data Bloomberg, saham-saham pendorong IHSG di luar LQ45 adalah emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA).

BREN mencatatkan penguatan harga saham 57,57% secara ytd. Lalu, harga saham TPIA melonjak 71,43% ytd.

Emiten non-LQ45 lain yang turut menyumbang penguatan IHSG sepanjang 2024 adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). Tercatat, harga saham DSSA melesat 416,88% ytd.

Sementara itu, terdapat deretan saham LQ45 yang mencatatkan kinerja jeblok dan menjadi pemberat sepanjang 2024. Saham pemberat juga datang dari sektor telekomunikasi dan teknologi.

Konstituen LQ45 dari sektor telekomunikasi, Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) mencatatkan penurunan harga saham 16,46% ytd.

Lalu, saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) ambrol 29,07% ytd. Selain itu, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) jeblok 45,37% ytd.

Sementara itu, saham di LQ45 yang mencatatkan kinerja kinclong datang dari sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Persero (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

BMRI mencatatkan peningkatan harga saham 26,4% ytd. Harga saham BBCA naik 13,46% ytd. Lalu, BBNI naik 9,65% ytd.

Selain saham bank, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) pun melaju 66,33% sepanjang tahun berjalan. "ADRO menjadi salah satu konstituen LQ45 yang mendongkrak, meskipun secara sektoral, tidak semua saham batu bara naik," tutur Ike.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper