Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja asset under management (AUM) reksa dana menunjukkan penurunan tajam di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan. Manajer Investasi menjelaskan hal tersebut terjadi akibat pemilihan saham-saham yang mengalami kontraksi.
Direktur Purwanto Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan IHSG pada penutupan 5 September 2024 menguat 5,61% year to date (YTD) karena dikontribusikan oleh saham-saham dari satu grup. Beberapa saham juga secara valuasi telah mahal.
"Apabila melihat yang lebih riil, yakni LQ45 sebenarnya masih turun 3,45%, jadi membuat tidak menarik dari sisi return," kata Edwin, Kamis (5/9/2024).
Di lain sisi, lanjut Edwin, banyak fund manager yang memasukkan saham-saham seperti TLKM yang melemah 33,5% YtD, ASII yang turun 10,2% YtD, GGRM yang anjlok 21,2% YtD, HMSP yang melemah 18,4% YtD, SMGR yang melemah 37%, dan INTP yang minus 27,4% YtD.
"Hal tersebut membuat kinerja return reksa dana pada fund manager masih minus hingga saat ini dan membuat malas para investor untuk menambah subscription RD Saham tersebut," tutur Edwin.
Dia melanjutkan untuk mengantisipasi dan mengimbangi penurunan harga-harga saham tersebut, maka terdapat beberapa strategi yang dijalankan para fund manager. Strategi tersebut seperti dengan mengurangi bobot saham yang tidak punya conviction untuk naik dan melakukan strategi active portofolio, serta berupaya untuk mencari lewat saham yang dijadikan Alfa.
Baca Juga
"Dengan melakukan strategi di atas maka beberapa reksa dana return-nya meningkat dan paling sedikit mengurangi negatif return," ucapnya.
Sebagai informasi per Juli 2024, AUM industri reksa dana turun sebesar 4,33% YoY menjadi Rp497,5 triliun. Penurunan terbesar terjadi pada reksa dana saham, dengan AUM yang terpangkas hingga 18,36% YoY.
Di sisi lain, Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (IRDPT) dan Indeks Reksa Dana Pasar Uang (IRDPU) masih mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan indeks acuan mereka masing-masing.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.