Bisnis.com, JAKARTA - Prospek penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) menuju level 8.000 hingga akhir tahundiprediksi turut mendorong kinerja reksa dana.
IHSG sempat mencapai rekor tertingginya ke level 7.694, pada Senin (2/9/2024). Meski sempat memerah saat pembukaan pagi ini, IHSG bergerak menguat hingga sesi I hari ini, ke level 7.660, pada Rabu (4/9/2024).
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyatakan ada revisi target IHSG dari sebelumnya yang diperkirakan di level 7.800 pada akhir tahun ini.
"Ada revisi dari 7.800 menjadi 7.900-8.000," katanya, saat ditanyai Bisnis, pada Rabu (4/9/2024).
Dia mengungkap bahwa apabila IHSG terus mengalami kenaikan atau penguatan hingga menyentuh level 8.000 akan berdampak positif terhadap reksa dana.
"Sesuai IHSG dan harga obligasi. Jika kedua instrumen ini naik, maka reksa dana akan naik, dan sebaliknya," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan adanya sentimen terhadap IHSG pada semester II/2024, yakni potensi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve dan diikuti Bank Indonesia (BI).
Selain itu, apabila suku bunga bank sentral turun maka seluruh sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendapatkan katalis positif, dan kinerja reksa dana juga akan ikut bertumbuh.
Kemudian, dia menjelaskan bahwa apabila suku bunga nantinya turun dan IHSG naik, maka semua jenis reksa dana akan diuntungkan.
Untuk diketahui, kinerja reksa dana pada bulan lalu, per 2 Agustus 2024 terpantau menguat. Reksa dana yang mencatatkan positive return terbesar yakni reksa dana pendapatan tetap naik 0,37%.
Selanjutnya, disusul reksa dana saham naik 0,27%, reksa dana campuran naik 0,26%, dan reksa dana pasar uang naik 0,08%.