Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko di Balik Lonjakan Saham Wijaya Karya (WIKA), Investor Diminta Waspada

Saham PT Wijaya Karya (WIKA) terus mencatatkan penguatan usai masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Namun, investor dinilai tetap menyoroti kinerja keuangannya.
Saham PT Wijaya Karya (WIKA) terus mencatatkan penguatan usai masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Namun, investor dinilai tetap menyoroti kinerja keuangannya. Bisnis/Abdurachman
Saham PT Wijaya Karya (WIKA) terus mencatatkan penguatan usai masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Namun, investor dinilai tetap menyoroti kinerja keuangannya. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA —  Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) terus mencatatkan penguatan setelah masuk ke dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap Index. Namun, investor dinilai tetap menyoroti kinerja keuangannya.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham WIKA melesat 24,3% ke level Rp266 pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (13/8/2024). Pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (14/8/2024), harga saham WIKA naik 9,77%.

Memasuki sesi II perdagangan hari ini, harga saham WIKA masih naik 9,02% bergerak di rentang Rp272 hingga Rp302. Reli saham WIKA membuat kinerjanya melesat 42,22% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Moncernya harga saham WIKA terjadi seiring dengan masuknya WIKA ke dalam MSCI Small Cap Index. Beradasarkan hasil evaluasi berkala yang dipublikasikan Senin (12/8/2024), MSCI Inc. memutuskan perombakan konstituen sejumlah indeks acuan yang dikelolanya.

Untuk MSCI Indonesia, lima saham masuk, termasuk WIKA dan tidak ada saham yang dihapus. Selain WIKA, emiten lain yang masuk indeks adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY), PT MD Pictures Tbk. (FILM) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan masuknya sejumlah emiten, termasuk WIKA ke dalam MSCI Small Cap Index memang memberikan sentimen positif terhadap kinerja sahamnya.

"Dampak positifnya akan ada capital inflow pada saham bersangkutan karena ada penyesuaian portofolio mereka," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (13/8/2024).

Kemudian, terdapat peningkatan likuiditas karena minat investor meningkat seiring masuknya deretan emiten ke dalam indeks. Namun, apabila tidak diimbangi fundamental yang kuat, kenaikan harga saham hanya berlaku dalam jangka pendek.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan selain karena masuk ke dalam MSCI Small Cap Index, kinerja saham WIKA terdorong oleh komitmen Pemerintahan baru Prabowo-Gibran untuk melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan adanya kontrak baru, akan pengaruhi performa keuangan WIKA.

Namun, ada kekhawatitan pula dari investor atas kenaikan harga saham WIKA. "Di sisi lain, investor menyoroti negatif cashflow di WIKA," ujar Nafan kepada Bisnis pada Selasa (13/8/2024).

Emiten konstruksi BUMN ini belum melaporkan kinerja keuangannya pada semester I/2024. Adapun, mengacu kinerja keuangan kuartal I/2024, WIKA masih membukukan kerugian sebesar Rp1,13 triliun.

Bahkan, rugi tersebut mengalami pembengkakan hingga 117,31% dibandingkan rugi periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp521,25 miliar.

Pendapatan bersih Wijaya Karya sepanjang periode Januari – Maret 2024 juga tercatat turun 18,75% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp3,53 triliun.

Hingga kuartal I/2024, WIKA membukukan total aset sebesar Rp64,62 triliun atau turun 2,06% secara year to date (ytd). Adapun liabilitas turun 0,3% ytd menjadi Rp56,24 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp8,37 triliun atau terkoreksi 12,46% ytd.

Adapun arus kas setara kas pada akhir periode Maret 2024 mencapai Rp1,95 triliun atau terkoreksi sebesar 12,27% yoy dari posisi sebelumnya Rp2,22 triliun.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper