Bisnis.com, JAKARTA — Harga buyback emas Antam melanjutkan reli dengan memecahkan rekor baru pada Selasa (16/7/2024).
Berdasarkan data dari laman resmi logammulia.com Selasa (16/7/2024), harga buyback atau pembelian kembali emas Antam 24 karat untuk ukuran 1 gram berada di Rp1.267.000. Posisi itu memecahkan rekor Rp1.266.000 pada 14 Juli 2024.
Dengan pencapaian rekor baru itu, pergerakan harga buyback emas Antam tercatat telah menguat 23,36% dari Rp1.027.000 per gram pada 2 Januari 2024.
Untuk diketahui harga buyback emas batangan Antam LM mengikuti pergerakan harga dunia. Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.
Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, harga Antam cetakan 1 gram terpantau dipatok di Rp1.129.000 pada 2 Januari 2024. Artinya, telah terdapat keuntungan Rp138.000 hingga Selasa (16/7/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (16/7/2024) harga emas di pasar spot melemah 0,02% ke level US$2.421,81 per troy ounce pada pukul 06.46 WIB.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 0,10% ke level US$2.426,50 per troy ounce pada pukul 06.35 WIB.
Mengutip DailyFX, emas telah terapresiasi yang didorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah pada minggu lalu. Emas juga telah berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah dari Federal Reserve (The Fed) dan mengantisipasi pemangkasan suku bunga pada September 2024.
Harga emas menurun setelah mencapai rekor tertinggi pada Mei 2024 kala China, pembeli terbesar logam mulia di dunia mengurangi pembeliannya setiap bulan.
Prospek harga emas kemungkinan akan tergantung pada apakah kombinasi dolar AS yang lebih rendah dan imbal hasil AS yang menurun, dapat meningkatkan permintaan bullish pada harga yang sudah tinggi.
Namun, inti dari pergerakan terbaru ini adalah ekspektasi yang lebih besar dari penurunan suku bunga The Fed pada September 2024.
Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan tersebut dan membuka peluang untuk dua kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun dengan kemungkinan 50% penurunan ketiga.
Kendati demikian, harga emas tercatat telah reli dengan kenaikan lebih dari 16% pada 2024. Komoditas logam mulia terpoles oleh sentimen tensi geopolitik, pembelian bank sentral, konsumen China, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
“Masuknya stimulus di China, dikolaborasikan dengan pembaruan harapan Trump terpilih, bisa menjadi katalisator kenaikan harga emas yang diperlukan untuk mendorong harga ke level tertinggi baru,” ujar Senior Market Analyst Phillip Nova Priyanka Sachdeva.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya menuturkan penembakan terhadap Donald Trump mengindikasikan perpolitikan di AS semakin memanas dan akan menguatkan dolar yang tadinya melemah.
"Ini akan berdampak ke safe haven, di mana fund-fund besar dan investor akan kembali melakukan pembelian secara long term terhadap emas," ujarnya.