Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.200 Ikuti Mata Uang Asia, Dolar AS Keok

Rupiah dibuka menguat 40,50 poin atau 0,25% menuju level Rp16.200 per dolar AS.
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Kamis (11/7/2024) dan menyentuh level Rp16.200. Penguatan rupiah terjadi di tengah laju greenback yang juga meningkat. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 40,50 poin atau 0,25% ke level Rp16.200 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah sebesar 0,12% ke posisi 104,92.

Mata uang lain di Asia juga mayoritas dibuka menguat. Yen Jepang, misalnya naik sebesar 0,07% bersamaan dengan won Korea sebesar 0,27%. Adapun yuan China menguat 0,02%, lalu ringgit Malaysia serta baht Thailand menguat 0,14% dan 0,31%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada hari ini, Kamis (11/7/2024) tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.190 hingga Rp16.280 per dolar AS. 

Menurutnya, komentar Ketua The Fed Jerome Powell memicu spekulasi terkait kapan bank sentral memangkas suku bunga, setelah adanya perlambatan pasar tenaga kerja dan kemajuan dalam penurunan inflasi.

“Namun, Ketua Fed menegaskan kembali komitmen bank sentral terhadap target inflasi 2%, dan tidak memberikan petunjuk langsung kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya,” ujarnya dalam keterangan tertulis. 

Sementara itu, sebagian besar pedagang mempertahankan taruhan mereka soal penurunan suku bunga pada September. Sebab, kesaksian Powell mendorong peningkatan kehati-hatian menjelang data inflasi indeks harga konsumen utama yang dirilis pada hari Kamis.

“Angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi semakin menurun di bulan Juni, meskipun sedikit. Dolar menemukan kekuatan setelah kesaksian Powell. Ketua Fed juga akan memberikan kesaksian di depan DPR pada hari Rabu nanti,” tuturnya. 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan pada Juni 2024 kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat baik secara tahunan maupun secara bulanan. 

Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang tercatat 232,8 atau secara tahunan tumbuh 4,4% year-on-year (YoY), meningkat dari 2,1% YoY pada April 2024.

Meningkatnya penjualan eceran didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya sebesar 0,8% YoY, subkelompok sandang 5,6% YoY, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau 5,1% secara tahunan. 

Adapun kelompok barang budaya dan rekreasi terkontraksi 5,9% YoY serta peralatan informasi dan komunikasi turun 4,3% YoY mencatatkan perbaikan meski berada pada fase kontraksi. 

“Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Juni 2024 diperkirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 2,1% month-to-month [MtM], setelah pada periode sebelumnya terkontraksi 3,5 persen MtM,” kata Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper