Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Berpotensi Terdorong Permintaan China dan Bank Sentral

Harga emas diprediksi mengalami kenaikan karena permintaan yang kuat dari bank sentral dan China.
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth

Bisnis.comJAKARTA - Harga emas diperkirakan akan terus mengalami penguatan didukung oleh permintaan yang kuat dari bank sentral dan pembeli dari China. 

Senior Investment Strategist DBS Joanne Goh menyatakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral masih akan berlanjut karena penurunan nilai mata uang fiat yang sedang berlangsung.

“Saat ini, kami masih overweight terhadap emas, dan kami percaya bahwa kenaikan harga emas masih ada,” jelasnya dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 3Q24: Risk Assets In Play yang dihelat secara daring pada Senin (24/6/24). 

Menurut Joanne, situasi geopolitik yang semakin memburuk juga mendorong bank sentral untuk terus membeli emas dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, pasokan emas yang terbatas menjadi faktor pendukung lainnya.

Joanne juga mencatat salah satu alasan yang sangat menarik dan telah mendorong emas, yang tidak selaras, yakni meskipun dolar AS dan hasil obligasi cukup kuat dalam enam bulan terakhir, harga emas tidak mengalami koreksi.

Ia memperkirakan bahwa pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi dalam enam bulan ke depan akan terus mendukung harga emas.

“Jadi, karena kami memperkirakan penggunaan obligasi akan turun dalam enam bulan ke depan, dan dolar juga akan melemah dalam enam bulan ke depan, hal ini seharusnya akan terus mendukung harga emas dalam beberapa bulan ke depan,” tuturnya. 

Chief Investment Officer DBS Asia Utara, Yeang Cheng Ling, juga mengungkapkan bahwa pembeli dari China, baik dari pemerintah maupun ritel, telah menunjukkan permintaan yang kuat selama 15 bulan terakhir.

China juga merupakan produsen emas besar, sehingga selain membeli, mereka juga memproduksi emas. Meskipun saat ini hanya sekitar 5% dari cadangan devisa China yang berupa emas, Ia menilai banyak ruang bagi pemerintah China untuk meningkatkan eksposur atau bobot emas dalam cadangan devisa. 

"Sebagai contoh, pemerintah AS, Jerman, dan Prancis, ketiganya memiliki lebih dari 60% cadangan devisa dalam bentuk emas. Jadi kami juga tidak mengabaikan fakta bahwa negara-negara lain, termasuk China, akan meningkatkan eksposur emas,” jelasnya. 

Selain itu, warga di China juga memiliki preferensi budaya terhadap emas, karena emas merupakan simbol kemakmuran dan keberuntungan. Hal ini tampak dari pasar ritel, pasar akhir, ataupun pembeli domestik membeli emas baik untuk nilai saham atau sebagai hadiah. 

Pihaknya juga telah melihat bahwa pembelian di China telah melambat sekitar satu atau dua bulan terakhir. 

“Namun, kami percaya bahwa tren jangka panjangnya adalah permintaan dari pembelian China akan tetap sangat kuat, karena ada alasan fundamental dan juga alasan struktural bagi China untuk terus membeli emas atau menambah eksposur emas,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper