Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Tunda IPO Anak Usaha, Cek Alasan Dibaliknya

Kimia Farma (KAEF) tunda IPO anak usaha Kimia Farma Apotek, terkait dugaan pelanggaran laporan keuangan.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) David Utama memberikan pemaparan saat acara Leader’s Day di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) David Utama memberikan pemaparan saat acara Leader’s Day di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menyampaikan akan menunda rencana initial public offering (IPO) anak usaha, PT Kimia Farma Apotek (KFA). Hal itu terkait dengan adanya dugaan pelanggaran pada laporan keuangan.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu KFA pada periode tahun 2021-2022. 

"Untuk di Kimia Farma Apotek yang sekarang ada pembenahan karena ada integritas penyampaian data laporan keuangan, menurut saya fokusnya belum jadi IPO,” ujar David di Jakarta, dikutip Senin (3/6/2024).

Seiring dengan Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan Holding BUMN Farmasi, KAEF berjalan bersama pemegang saham untuk menjalankan "bersih-bersih" di internal KFA. 

"Saat ini Manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada tahun 2023 mencapai Rp1,82 triliun," katanya.

Jika menilik ke belakang, rencana Kimia Farma untuk memboyong anak usaha IPO santer terdengar sejak 2021 atau sesaat setelah emiten farmasi tersebut masuk ke holding BUMN.

Adapun, berdasarkan informasi di laman resmi perseroan, komposisi pemegang saham KFA yaitu PT Kimia Farma Tbk sebesar 59,99%, PT Akar Investasi Indonesia 20%, CIZJ Limited 20% dan Yayasan Kesejahteraan Keluarga Kimia Farma (YKKKF) 0,01%.

David mengatakan, sejauh ini Kimia Farma telah memiliki sekitar 1.245 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 2023 lalu, perseroan juga melakukan ekspansi dengan menambah 100 apotek baru.

Kendati demikian, KFA menyumbang beban usaha yang besar untuk KAEF secara konsolidasian. Menilik laporan keuangan per 2023, KAEF mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp6,86 triliun, naik 25,83% dari tahun 2022 yang sebesar Rp5,45 triliun.

Dari sisi beban usaha, tahun 2023 meningkat hingga 35,53% (YoY) menjadi Rp4,66 triliun dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp3,44 triliun. Kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA), di mana kondisi ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Beban keuangan tahun 2023 naik 18,49% (YoY) menjadi Rp622,82 miliar seiring dengan kebutuhan modal kerja perusahaan dan adanya kenaikan suku bunga. David mengatakan, ke depannya, perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban keuangan.

"Fokus kami untuk membenahi fundamental, karena kalau seperti itu saya sulit melakukannya, jadi menurut saya ide IPO akan kami pertimbangkan sampai kami benar-benar siap,” pungkas David.

Perlu diketahui, penjualan KAEF sepanjang 2023 sejatinya mengalami peningkatan dibandingkan 2022. KAEF mencatatkan penjualan sebesar Rp9,96 triliun pada 2023. Penjualan ini naik 7,93% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp9,23 triliun. 

Namun karena membengkaknya beban perseroan, maka laba bruto KAEF tergerus 17,91% menjadi Rp3,1 triliun. Alhasil, KAEF mencatatkan kenaikan rugi bersih menjadi Rp1,48 triliun pada 2023, atau naik dibandingkan 2022 sebesar Rp190,47 miliar.

-------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper