Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham energi (IDXENERGY) pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2025), ditutup pada zona merah, usai Presiden Prabowo Subianto dalam penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan bicara ihwal ketahanan energi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDXENERGY kontraksi 1,09% atau 33,87 poin ke posisi 3.061,96. Hari ini, sebanyak 51 saham loyo, 19 tidak berubah, dan hanya 21 saham yang ditutup pada zona hijau.
Loyonya sektor energi pada perdagangan hari ini memutus rekor positif IDXENERGY yang sepanjang pekan ini selalu ditutup pada zona hijau.
Sejumlah saham yang ditutup pada zona merah di perdagangan hari ini antara lain PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) yang kontraksi 1,43% ke posisi Rp6.875 per saham. Emiten Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga susut 3,73% ke posisi Rp1.550.
Selanjutnya, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) terkoreksi 3,91% ke level Rp860, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) turun 0,30% ke Rp1.655, hingga emiten Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) yang terjun 6,71% ke level Rp2.920 per saham.
Dari sedikit saham yang menghijau, emiten Grup Sinarmas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) naik 0,65% ke posisi Rp92.600. Sedangkan, emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) naik 1,75% ke Rp580.
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengatakan fokus pemerintah adalah memperkuat ketahanan energi demi kedaulatan bangsa.
"Produksi migas kita tingkatkan. Harga energi kita jaga, dan transisi menuju energi bersih kita percepat. Subsidi energi harus adil, tepat sasaran, bukan lagi dinikmati oleh mereka yang mabuk," kata Prabowo dalam pembacaan Nota Keuangan APBN 2026, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, energi baru terbarukan (EBT) adalah energi masa depan Indonesia. Untuk itu, Indonesia perlu menggenjot pembangunan pembangkit listrik dari energi surya, energi hidro, panas bumi hingga bioenergi.
"Indonesia harus menjadi pelopor energi bersih dunia. Kita harus capai 100% pembangkitan listrik dari EBT dalam waktu 10 tahun, atau lebih cepat. Saya yakin hal ini bisa dicapai. Dari target dunia 2060, kita bisa mencapainya jauh lebih cepat," tegasnya.
Menurutnya, seluruh masyarakat baik desa maupun kota harus bisa menikmati energi yang terjangkau dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal itu, negara juga hadir dengan dukungan berupa belanja APBN.
"Berbagai dukungan APBN untuk penguatan ketahanan energi ditempuh melalui subsidi energi, insentif perpajakan, pengembangan EBT, serta penyediaan listrik desa. Secara keseluruhan dukungan fiskal pemerintah yaitu Rp402 triliun untuk ketahanan energi," pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.