Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mengumumkan kinerja keuangannya sepanjang tahun 2023. KAEF membukukan peningkatan penjualan menjadi Rp9,96 triliun sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangannya, KAEF mencatatkan penjualan sebesar Rp9,96 triliun pada 2023. Penjualan ini naik 7,93% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp9,23 triliun.
Penjualan ini didominasi oleh penjualan ke lokal ke pihak ketiga sebesar Rp8,79 triliun, dan pihak berelasi sebesar Rp1,05 triliun. Sementara itu, penjualan luar negeri KAEF adalah penjualan garam kina sebesar Rp100,6 miliar, dan penjualan obat dan alat kesehatan sebesar Rp7,56 miliar.
Sementara itu, menurut lini produknya, KAEF menjual obat generik produksi KAEF sebesar Rp1,29 triliun, obat ethical, lisensi dan narkotika Rp891,4 miliar, obat OTC Rp459,09 miliar, bahan baku Rp143,11 miliar, dan alat kesehatan sebesar Rp107,04 miliar. Total penjualan produksi entitas KAEF adalah sebesar Rp2,89 triliun.
Penjualan KAEF yang merupakan produk produksi pihak ketiga adalah sebesar Rp7,06 triliun. Penjualan tersebut terdiri dari obat ethical Rp3,06 triliun, alat kesehatan, jasa klinik, lab klinik sebesar Rp866,43 miliar, obat OTC sebesar Rp1,93 triliun, dan obat generik sebesar Rp1,19 triliun.
KAEF mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp6,86 triliun, naik 25,83% dari tahun 2022 yang sebesar Rp5,45 triliun.
Baca Juga
Laba bruto KAEF tercatat tergerus 17,91% menjadi Rp3,1 triliun. Sebelumnya, pada 2022 KAEF mencatatkan laba bruto sebesar Rp3,77 triliun.
Alhasil, KAEF mencatatkan peningkatan rugi bersih menjadi Rp1,48 triliun. Rugi bersih ini meningkat dari tahun 2022 yang sebesar Rp190,47 miliar.
Adapun di akhir tahun 2023, KAEF mencatatkan jumlah aset sebesar Rp17,58 triliun, turun dari tahun 2022 yang sebesar Rp19,79 triliun.
Jumlah liabilitas KAEF juga turun menjadi Rp11,19 triliun di akhir Desember 2023, dari akhir 2022 yang sebesar Rp11,79 triliun.
Di sisi lain, Ekuitas KAEF juga tergerus hingga menjadi Rp6,39 triliun di 2023, dari sebelumnya Rp8 triliun di akhir 2022.