Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perkasa jelang Pengumuman RDG BI, Dolar AS Lesu

Rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS jelang pengumuman RDG BI, Rabu (22/5/2024).
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka menguat di hadapan dolar AS menjauhi level Rp16.000 pada perdagangan hari ini, Rabu (22/5/2024). Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) juga menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG), namun suku bunga acuan diprediksi tetap di level 6,25%. 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka naik 0,15% atau 24,5 poin ke level Rp15.974 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau turun 0,07% di posisi 104,58.  

Sederet mata uang kawasan Asia lainnya juga terpantau menguat terhadap dolar AS pagi ini. Misalnya, dolar Singapura naik 0,08%, dolar Taiwan menguat 0,10%, won Korea menguat 0,08%, peso Filipina menguat 0,15%, baht Thailand naik 0,20%, dan rupee India menguat tipis 0,02%.

Sementara itu, mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS yaitu yen Jepang turun 0,04%, dolar Hongkong melemah 0,02%, yuan China turun tipis 0,01%, dan ringgit Malaysia ambles 0,23%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.980-Rp16.040. 

Dari sentimen global, komentar dari pejabat The Fed bahwa bank sentral masih perlu lebih diyakinkan bahwa inflasi sedang turun, dan bahwa suku bunga kemungkinan tidak akan berubah untuk sementara.  

"Hal ini membuat risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan April, yang dijadwalkan pada hari Rabu, menjadi fokus utama, untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai sikap bank tersebut terhadap suku bunga," ujar Ibrahim dalam riset, Selasa (21/5/2024).

Pejabat Federal Reserve belum siap untuk mengatakan bahwa inflasi sedang menuju target bank sentral AS sebesar 2% setelah data minggu lalu menunjukkan berkurangnya tekanan harga konsumen pada April, dan beberapa di antaranya pada hari Senin menyerukan kelanjutan kebijakan yang hati-hati.

Rupiah Perkasa jelang Pengumuman RDG BI, Dolar AS Lesu

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2024 tetap terjaga. Defisit transaksi berjalan tetap rendah di tengah kondisi perlambatan ekonomi global. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali seiring dampak peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. 

Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal I/2024 mencatat defisit US$6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar US$140,4 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Transaksi berjalan mencatat defisit rendah di tengah kondisi perlambatan ekonomi global. Pada kuartal I/2024, transaksi berjalan mencatat defisit US$2,2 miliar atau 0,6% dari PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit US$1,1 miliar atau 0,3% dari PDB pada kuartal IV/2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper