Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (19/4/2024). Saham BBRI, BBCA, hingga TLKM menjadi saham yang paling banyak dijual investor di awal perdagangan.
Berdasarkan data RTI Business, pada awal perdagangan IHSG melemah dan turun ke level 7.120 atau turun 0,65%. Sesaat setelah pembukaan perdagangan, indeks bergerak di level 7.113 hingga 7.167.
Sebanyak 116 saham menguat, 115 saham turun, dan 219 saham bergerak stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.776,6 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dijual dan turun 3,20% ke level Rp5.300. Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang turun 1,32% ke level Rp9.350 per saham.
Saham BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga tercatat turun setelah mengeluarkan laporan keuangan kuartal I/2024. Saham TLKM turun 2,46% ke level Rp3.170 pada perdagangan hari ini.
Beberapa saham lain yang juga melemah adalah BMRI turun 1,10%, ASII turun 1,47%, BBNI turun 0,47%, GOTO turun 1,61%, dan BREN turun 1,26%.
Baca Juga
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG diproyeksikan rebound lanjutan ke kisaran 7.200 pada perdagangan Jumat (19/4/2024). Secara teknikal, bersamaan dengan rebound Kamis (19/4/2024), Indikator MACD mencatatkan penyempitan negative slope.
Menurut Valdy, IHSG memperoleh sentimen positif dari dua faktor utama, yakni menguatnya nilai tukar Rupiah ke Rp16.170 dan penurunan 10-year bond yield Indonesia sebesar 0,44% pada Kamis (18/4/2024) sore. De-eskalasi konflik Timur Tengah dan Intervensi BI memicu penguatan nilai tukar Rupiah tersebut.
Dari global, pasar tengah menanti rilis data penjualan ritel Inggris untuk bulan Maret, yang diproyeksikan mengalami penguatan hingga mencapai 0,70% dari angka bulan sebelumnya, yang berada di level -0,40%.
Perubahan ini menunjukkan potensi pemulihan ekonomi di Inggris, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas belanja konsumen setelah periode sebelumnya terjadi penurunan signifikan.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.