Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham di sektor komoditas seperti PTBA, INCO hingga MEDC diprediksi mendapatkan angin segar seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus level psikologis Rp16.000.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (17/4/2024) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,28% ke Rp16.220 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,02% ke 106,27.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sektor yang diuntungkan dari pelemahan rupiah yakni komoditas karena memiliki eksposur bisnis besar di ekspor, sehingga pelemahan rupiah justru akan menjadi salah satu sentimen positif.
"Begitu pun akibat situasi dan kondisi yang ada saat ini yang disebabkan adanya tensi geopolitik dari Iran yang menaikan harga minyak, sehingga emiten yang berbasis minyak mendapatkan sentimen positif," ujar Nico kepada Bisnis, Rabu (17/4/2024).
Di lain sisi, sektor yang dirugikan dari pelemahan rupiah yaitu yang memiliki eksposur bisnis besar di impor seperti farmasi, karena akan mendorong kenaikan harga bahan baku obat yang saat ini masih mengandalkan impor.
Menurut Nico, sentimen yang memengaruhi pelemahan rupiah, dari Amerika Serikat yakni data US Nonfarm dan data inflasi AS mengalami kenaikan. Alhasil, potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed yang mundur dari sebelumnya prediksi terjadi pada Juni menjadi September atau Desember 2024.
Baca Juga
Selain itu, naiknya tensi geopolitik akibat perang tambahan antara Iran dan Israel, dan potensi meningkatnya eskalasi perang serta keberpihakan negara-negara yang menghamburkan proyeksi pemulihan ekonomi global.
"Hal ini yang membuat rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS, sehingga secara jangka pendek kami melihat rupiah akan bergerak di rentang Rp16.000 – Rp16.575, di mana merupakan salah satu level tertinggi sejak Maret 2020 silam," jelasnya.
Menurutnya, apabila investor memiliki kriteria profil risiko yang menghindari volatilitas, maka disarankan untuk wait and see. Namun apabila pelaku pasar dan investor dapat menerima volatilitas yang ada, maka setiap koreksi menjadi salah satu satu kesempatan yang baik untuk mulai akumulasi beli.
Nico merekomendasikan buy untuk saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dengan target harga Rp1.970, PT Elnusa Tbk. (ELSA) dengan target Rp540, dan PT AKR Corporino Tbk. (AKRA) dengan target Rp1.900 per saham.
Senada, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan potensi sikap bank sentral AS yang saat ini diperkirakan masih hawkish, pasca rilis data inflasi AS yang berada di atas ekspektasi pasar pada pekan lalu.
Dia mengatakan, pada plot di tahun ini hanya mungkin terjadi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali, mengacu CME Fed Watchtools. Menurutnya hal ini akan membuat dolar AS semakin kuat dengan terjadinya inflow pada pasar AS, bahkan sejak sebulan terakhir, dolar AS telah menguat 2,54%.
"Untuk jangka pendek kami perkirakan pelemahan rupiah masih dapat berlanjut meski sudah mulai terbatas dengan bergerak dalam rentang level Rp16.000-Rp16.400," kata Audi kepada Bisnis.
Audi mengatakan, emiten energi dan eksportir dengan pendapatan dalam dolar AS diperkirakan akan mendapatkan sentimen positif dari pelemahan rupiah. Sementara itu untuk emiten yang bahan bakunya impor dalam dolar AS akan mendapatkan sentimen negatif, seperti farmasi dan kesehatan.
Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli saham-saham komoditas seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan target harga Rp3.010, diikuti PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan target Rp4.830, dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dengan target Rp1.815 per saham.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.