Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berfluktuasi namun akan ditutup melemah seiring dengan adanya keputusan hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 19-20 Maret 2024.
Pada perdagangan Jumat (15/3/2024), akhir pekan lalu, rupiah ditutup melemah 0,12% atau 19 poin ke level Rp15.599 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin. Pada saat yang sama indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,09% di posisi 103,45.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data indeks harga produsen (PPI) AS lebih kuat dari perkiraan untuk Februari 2024. Angka tersebut muncul setelah data indeks harga konsumen (CPI) yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis awal pekan ini, yang juga menunjukkan inflasi AS semakin menjauh dari target tahunan Federal Reserve sebesar 2%.
"Angka inflasi yang lebih tinggi terjadi tepat sebelum pertemuan The Fed minggu ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah," ujar Ibrahim dikutip Senin (18/3/2024).
Kendati demikian, menurutnya The Fed kini berpotensi menawarkan sikap yang lebih hawkish terhadap suku bunga, mengingat pihaknya telah berulang kali mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga pada tahun 2024 sebagian besar akan ditentukan oleh jalur inflasi.
Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) berpotensi menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir 17 tahun pada minggu depan, terutama karena inflasi Jepang masih stagnan pada Februari, sementara negosiasi upah Jepang baru-baru ini menunjukkan kenaikan besar-besaran pada tahun 2024. Kedua faktor tersebut merupakan pertimbangan utama BOJ dalam melakukan pengetatan kebijakan.
Baca Juga
Dari sentimen dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari mengalami surplus US$0,87 miliar. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan mencapai US$2,87 miliar dolar.
Walaupun terjadi surplus, namun NPI mengalami penurunan US$6,42 miliar dibandingkan periode yang sama Januari-Februari 2023. Sementara itu surplus neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 terutama berasal dari sektor non-migas US$2,63 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,76 miliar.
"Sementara itu untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.570 - Rp15.660," pungkasnya.
Rupiah kian tertekan dengan turun 95 poin atau 0,61% menjadi Rp15.694 per dolar AS pukul 13.43
Sementara Indeks dolar AS menguat tipis 0,01% ke 103,45.
Pukul 12.35 WIB, rupiah turun 79 poin atau 0,51% menjadi Rp15.678 per dolar AS.
Sementara Indeks dolar AS menguat 0,03% ke 103,46.
Rupiah dibuka melemah 0,30% atau 46,50 poin menjadi 15.645,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS menguat 0,01% ke level 103,45.