Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai salah satu mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) ritel telah mengantongi Rp7 triliun dari hasil penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 hingga akhir masa penawaran pada Kamis (22/2/2024).
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, pihaknya melihat tingginya antusiasme masyarakat terhadap ORI025, terutama tenor pendek yang lebih diminati oleh investor.
Sebagaimana diketahui, ORI025 diluncurkan dalam dua seri yakni ORI025-T3 tenor 3 tahun dan ORI025-T6 tenor 6 tahun. Masa penawaran telah berlangsung pada 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024.
"Hingga akhir masa penawaran ORI025 jumlah pemesanan di BCA telah mencapai lebih dari Rp7 triliun dengan komposisi lebih dari 70% pemesanan pada tenor 3 tahun. Hal ini sejalan dengan penerbitan SBN ritel sebelumnya, di mana tenor lebih pendek lebih diminati," ujar Hera kepada Bisnis, dikutip Jumat (23/2/2024).
Sejak awal masa penawaran, BBCA memang optimistis bahwa penjualan ORI025 akan moncer. Sebab, menurutnya ORI025 merupakan produk yang menarik sebagai pilihan investasi masyarakat, karena ORI memberikan rasa aman bagi investor karena kupon dan pokoknya dijamin pemerintah, serta kupon menarik sebagai passive income.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada tahun 2024, perekonomian global diperkirakan melambat karena tingginya suku bunga mulai berdampak pada melemahnya daya beli. Mayoritas bank sentral dunia mengindikasikan potensi penurunan suku bunga di tahun ini.
Baca Juga
Menurut Hera, hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat SBN ritel menjadi salah satu pilihan investasi yang menguntungkan, khususnya untuk ORI025 yang mudah diperdagangkan (tradeable), serta berpotensi memperoleh capital gain dari penurunan yield di era penurunan suku bunga.
Adapun, secara nasional penjualan ORI025 tembus Rp23,98 triliun dari kedua seri sepanjang masa penawaran. Secara rinci, ORI025-T3 tenor 3 tahun tercatat tembus Rp19,43 triliun. Sementara itu ORI025-T6 tenor 6 tahun sebesar Rp4,55 triliun.
Data tersebut menunjukkan bahwa minat investor lebih tinggi terhadap ORI025-T3 tenor 3 tahun, alhasil pemerintah menambah kuota pemesanan dari semula Rp15 triliun menjadi Rp20 triliun. Sementara itu, kuota pemesanan ORI025-T6 tenor 6 tahun dipangkas dari awalnya Rp10 triliun menjadi Rp5 triliun.
Meskipun penjualan ORI025 masih di bawah kuota awal yang ditetapkan sebesar Rp25 triliun, namun penjualan itu telah melampaui seri sebelumnya yakni ORI024 yang terjual Rp14,5 triliun pada tahun 2023 lalu.
Sebagai informasi, ORI025-T3 tenor 3 tahun ditawarkan dengan kupon 6,25% per tahun, dan jatuh tempo pada 15 Februari 2027.
Sementara itu, ORI025-T6 tenor 6 tahun ditawarkan dengan kupon 6,40%, dan jatuh tempo pada 15 Februari 2030. Keduanya merupakan jenis kupon tetap atau fixed rate.