Bisnis.com, JAKARTA — Emiten anyar PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk. (SMGA) akan mengakuisisi tambang nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada kuartal II/2024 dan akan membangun smelter pada 2026 mendatang.
Direktur Utama SMGA Julius Edy Wibowo mengatakan tambang nikel yang akan diakuisisi akan mulai berproduksi pada kuartal III/2024 dan akan berdampak pada pendapatan semester II/2024 mendatang.
“Dananya dari operasional [bukan IPO], transaksinya material dan di bawah 50% [dari ekuitas], tidak perlu RUPS, kami belum bisa disclose,” katanya, Selasa (30/1/2024).
lebih lanjut, Julius mengatakan tambang nikel lokal yang diakuisisi tersebut akan memproduksi nikel ore sebesar 50.000 hingga 100.000 ton per bulan. Dia mengaku aksi akuisisi ini dilakukan untuk membangun pasar yang pasti.
Menurut Julius, bisnis SMGA berbeda dengan emiten lain. SMGA memiliki opsi untuk penjualan yaitu tambang sendiri maupun penjualan dari nikel yang dibeli. Adapun, SMGA optimis dengan harga nikel yang berada di kisaran US$15.000 masih memberikan keuntungan selama produksi terjaga efisiensinya.
“Selama kami masih bisa mendapatkan untung, operasional kami sangat efektif, tidak ada masalah,” katanya.
Selain mengakuisisi tambang nikel, SMGA juga berencana membangun smelter nikel dengan teknologi high pressure acid leaching atau oxygen enriched side-blown furnace.
SMGA sendiri baru IPO dan dibuka hampir mentok atas 34,29% ke posisi Rp141 pada hari perdananya resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Selasa (30/1/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 WIB saham SMGA naik 34,29% ke posisi Rp141per saham dari harga IPOnya yaitu Rp105 per saham.
Hingga pukul 09.01 WIB, SMGA terus bergerak naik dengan penguatan sebesar 34,29% dan berada di posisi Rp141 per saham. SMGA bergerak di rentang Rp135-Rp141 per saham.