Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (12/8/2025) waktu setempat. Kenaikan seiring dengan data inflasi AS Juli yang sesuai perkiraan sehingga memicu optimisme pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) bulan depan.
Melansir Reuters pada Rabu (13/8/2025), reli bursa AS yang beralamat di Wall Street itu ditandai dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq yang kembali mencatat rekor penutupan tertinggi. Indeks S&P 500 terpantau ditutup menguat 72,31 poin atau 1,13% ke level 6.445,76, sementara Nasdaq Composite melesat 296,50 poin atau 1,39% menjadi 21.681,90.
Selanjutnya, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 483,52 poin atau 1,10% menjadi 44.458,61.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2% secara bulanan pada Juli, sementara inflasi tahunan sedikit di bawah ekspektasi. Data ini mendorong Presiden AS Donald Trump kembali menyerukan penurunan suku bunga.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor pendek turun, mencerminkan ekspektasi penurunan suku bunga. Kontrak berjangka suku bunga mencatat peluang 88,8% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
“Data CPI ini positif bagi pasar saham, memberi sinyal The Fed semakin on track untuk memangkas suku bunga pada September, sementara inflasi terlihat lebih bersifat sementara,” ujar Katherine Bordlemay, Co-Head Client Portfolio Management Fundamental Equities di Goldman Sachs Asset Management.
Saham Alphabet naik 1,2% setelah Perplexity mengajukan tawaran tunai senilai US$34,5 miliar untuk membeli peramban Chrome milik perusahaan tersebut. Saham Intel Corp melonjak 5,6% usai Trump bertemu CEO Lip-Bu Tan pada Senin (11/8/2025) dan menyebut pertemuan itu “sangat menarik”.
Sebelumnya, Trump sempat mendesak Tan mundur karena dianggap memiliki konflik kepentingan terkait hubungan dengan perusahaan China.
Sementara itu, pasar juga memantau kualitas data ekonomi AS, beberapa pekan setelah Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) akibat revisi turun data ketenagakerjaan. Penunjukan E.J. Antoni sebagai calon komisaris BLS dan kandidat Ketua The Fed baru juga menjadi perhatian investor.
“Ini masih tahap awal proses. Justru saat The Fed mulai memangkas suku bunga pada musim gugur, data inflasi mungkin mulai mencerminkan dampak langsung kenaikan harga akibat tarif, yang bisa mempersulit keputusan pemangkasan suku bunga,” kata John Velis, Makro Strategis BNY.
Sentimen positif juga datang dari kesepakatan AS dan China memperpanjang gencatan tarif hingga 10 November, sehingga menghindari penerapan tarif tiga digit terhadap barang masing-masing.
Bursa AS reli dalam beberapa pekan terakhir berkat kinerja solid saham teknologi, meredanya ketegangan dagang, dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga. Data BofA Global Research mencatat aliran dana masuk ke saham AS pekan lalu menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir.