Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) berencana melanjutkan penjualan aset pada 2024 guna menurunkan utang yang dimiliki perusahaan.
Hingga kuartal III/2023, PTPP mencatatkan peningkatan liabilitas sebesar 41,90% year-to-date (YtD) menjadi Rp44,21 triliun. Adapun total aset mencapai Rp59,31 triliun alias naik 2,96% YtD, sementara ekuitas sebesar Rp15,09 triliun atau hanya tumbuh 1,87% YtD.
Di tengah peningkatan liabilitas, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP Sinur Linda Gustina menyampaikan bahwa perseroan akan melakukan divestasi aset guna meningkatkan arus kas dan merampingkan portofolio bisnis.
Salah satu aset yang sudah dilepas adalah saham PT Sinergi Investasi Properti (SIP) sebanyak 90.800 lembar dengan nilai sebesar Rp1,16 juta per saham pada akhir Juni 2023. Dari aksi divestasi tersebut, PTPP mengantongi dana senilai Rp105,9 miliar.
“Dan, sedang dalam proses due diligence dengan investor potensial adalah PT Ferry Property di mana saham kami 49%,” ujar Linda dalam paparan publik, Rabu (20/12/2023).
Emiten BUMN Karya ini juga berencana melepas kepemilikan sahamnya di PT Citra Waspphutowa yang bergerak di bidang pengelolaan jalan tol ruas Depok-Antasari. PTPP berencana melego 6,74% kepemilikan saham di perusahaan tersebut.
Baca Juga
PTPP rencananya turut menjual 70% saham di salah satu portofolio anak usahanya PT PP Energi, yakni PT Odira Karang Agung. Linda menuturkan Odira Energi bersama investor potensial kini sedang berproses melakukan eksplorasi gas.
“Berlangsung juga dalam waktu dekat akan selesai di GSPA [Gas Sale Purchase Agreement] dan dilanjut SPA [Sale Purchase Agreement] yaitu PT Inpola Meka Energi. Ini adalah salah satu portofolio anak usaha PT PP Energi,” ungkap Linda.
Tak berhenti di sana, perseroan melalui PT Presisi Tbk. (PPRE) saat ini sedang melangsungkan lelang kendaraan dan alat berat yang jarang digunakan. Pada saat bersamaan, PTPP juga akan melego sahamnya di PT PP Properti Suramadu.
TARGET TURUNKAN UTANG
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTPP, Agus Purbianto, menjelaskan total utang perseroan terbagi atas utang berbunga dan tidak berbunga. Kini, perseroan lebih berfokus untuk menurunkan utang berbunga.
“Kami lagi upayakan pertama adalah menurunkan utang berbunga dengan cara pertama yakni divestasi dan kedua penting dari proyek-proyek ini akan kami kebut sehingga penjualan bisa checkup dan dari cash in bisa jauh lebih bagus,” ujarnya baru-baru ini.
Menurutnya, sampai dengan akhir tahun 2023, PTPP menargetkan utang perusahaan dapat turun sebesar 2% – 3%. Persentase ini diakui cukup kecil karena pengeluaran utang terbesar PTPP bersumber dari sektor properti yang kini sedang lesu.
“Sektor properti sekarang mengalami pasar yang belum preferable dan sifatnya ritel, sehingga kami tidak bisa dengan cepat untuk menghasilkan cash guna menutupi utang,” kata Agus.
Meski demikian, dia berharap upaya divestasi yang sedang dilakukan PTPP mampu menurunkan liabilitas perseroan secara signifikan. Pelepasan aset bervaluasi jumbo milik perusahaan diperkirakan mampu menurunkan utang hingga 25% dalam kurun 1 – 2 tahun.
“Jadi, nanti pada mungkin 1-2 tahun lagi terkait dengan beberapa divestasi objek kami yang secara pengeluaran capex cukup besar, harapannya juga valuasinya besar dan itu yang akan bisa menurunkan utang PTPP kira-kira 20%-25%,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengonfirmasi bahwa target nilai divestasi secara keseluruhan mencapai Rp1,4 triliun pada 2023, yang terdiri atas divestasi saham atau aset perusahaan afiliasi, anak, hingga cucu perusahaan.